Email: djangkarubumi@yahoo.com

Berhematlah Pergunakan Listrik Seperlunya Saja !

Pergunakan Listrik Seperlunya

Awal puasa masyarakat dikampung saya pada heboh. Khususnya para ibu-ibu pada teriak-teriak dan pada ngedumel. Kenceng dan nyaring suaranya. " Listrik naik, listrik naik ". Pemerintah tidak mau tahu jeritan rakyatnya. Dibulan  suci ramadhan masih tega saja menaikan tarif dasar listrik. Harga pangan naik tidak terkendali, belum biaya sekolah sebentar lagi didepan mata. " Pusing-pusing-pusing ". Ampun deh ! Pemerintah memiskin rakyatnya sendiri. Katannya partai wong cilik, justru mencekik leher kaum cilik. Sungguh licik, itu namanya !

Lampu Listrik

Mungkin keluh-kesah seperti itu dirasakan oleh para  istri ditempat lain. Mungkin hanya nada bicaranya saja yang berbeda. Atau mungkin sebagian hanya diam di dalam hati karena sudah tidak punya daya untuk berteriak lagi. Hanya bisa pasrah, menerima keadaan. Menerima nasib.

Kalau menurut pengamatan saya, sebenarnya tidak ada kenaikan tarif daya listrik. Hanya subsidi yang dihilangkan. Dan para istri yang menjerit itu, rumahnya yang menggunakan daya listrik 900 VA. Kalau kita ketahui, sejak awal januari 2017 pemerintah perlahan-lahan menarik subsidi bagi konsumen 900 VA. Dan kini yang mendapat subsidi hanya konsumen 450 VA, yang dikatagorikan rakyat miskin. Pada intinya konsumen 900 VA mengalami penyesuaian tarif listrik sesuai dengan nilai ke-ekonomian. Weleh...ribet banget bahasanya, yang jelas " naik " titk !

Listrik

Kalau menurut pendapat pribadi saya, sebenarnya semua rakyat masih memerlukan subsidi listrik. Kenapa ? karena tingkat pengangguran di Indonesia masih tergolong tinggi. Seandainya bekerja pun, penghasilannya belum layak untuk penghidupannya. Dan yang bekerjapun kini rawan menjadi pengangguran. Kalau subsidi listrik dicabut, berarti akan ada rakyat miskin baru. Rakyat golongan menengah, akan jatuh. Serem bukan ? Semoga saja pemerintah lebih perduli akan rakyatnya.
" Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat " 
UUD 45, pasal 33, ayat 3 
Ya begitulah, jika bicara soal listrik, kepala pun ikut tersengat. Kejang-kejang. Isi dompet jadi kering kena arus listrik. Kini para suami perlu ekstra keras lagi untuk mengasah otak. Giat dalam berusaha dan bekerja. Mulai sekarang, budayakan berhemat listrik. Pergunakan alat listrik sewajarnya. Apalagi dibulan ramadhan ini pergunakan istri seperlunya saja. Dasar admin, kalau ngomong kurang se-ons !

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top