Email: djangkarubumi@yahoo.com

Terkecoh Uang Kertas Rupiah antara Dua Ribuan dengan Dua Puluh Ribuan

Terkecoh Uang Kertas Rupiah antara Dua Ribuan dengan Dua Puluh Ribuan

Uang kertas emesi baru tahun 2017 antara Rp 2.000,- sama Rp 20.000,- sepintas mirip sekali. Sudah banyak orang yang terkecoh dengan penampilan uang keras baru ini. Bagi pedagang yang sering melakukan transaksi di malam hari atau menjelang pagi, pastinya sering tertipu. Atau susah untuk membedakannya. Apalagi jika ada pembeli yang kurang jujur, pedagang salah memberi kembalian. Kerugian yang didapat. Hal ini mengingatkan saya seperti awal mula uang kertas antara Rp 10.000,- dengan uang kertas Rp 100.000,-. Dulu sepintas juga mirip sekali. Dan saya pernah mengalami kerugian. Uang kertas sepuluh ribu saya kira seratus ribu, salah memberikan kembalian. Kerugian berlipat ganda.

Terkecoh Uang Kertas Rupiah antara Dua Ribuan dengan Dua Puluh Ribuan

Semoga saja hal ini menjadi perhatian bagi Bank Indonesia selaku pencetak uang rupiah. Agar bisa memberikan perbedaan warna yang lebih mencolok. Apalagi khususnya gambar tokoh pahlawan, dibuat lebih jelas perbedaannya. Kasihan rakyat awam, yang sudah banyak terkecoh dengan penampilan kedua uang kertas baru ini. Pedagang kecil mengalami nasib apes, derita kerugian yang didapatkannya.

Terkecoh Uang Kertas Rupiah antara Dua Ribuan dengan Dua Puluh Ribuan

Uang kertas dua ribuan keluaran emesi sebelumnya, warna putihnya lebih dominan. Gambar tokoh pahlawan kepalanya bersurban ada kumisnya pula sehingga rakyat bisa mudah sekali untuk mengenalinya. Sekali lagi, semoga Bank Indonesia memberikan reaksi atau respon yang secepatnya. Dan bagi pedagang atau pembeli agar sama-sama lebih jeli dan teliti. Dimohon kejujurannya, jika ada kembalian lebih saat bertransaksi, karena kesalahan mengenali kedua uang kertas tersebut. Berterus terang saja, katakan yang sebenarnya. Jangan sampai ada istilah lama, " kurang kembalian teriak, jika kelebihan diam saja ". Main kabur, pura-pura tidak tahu.

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top