Saya sering melihat acara perdebatan stasiun televisi negeri Antabrantah. Perdebatannya seru sekali. Nada tinggi, mengertak bahkan ada yang mengancam, main teluncuk kewajah lawan debat sepertinya menjadi hal lumrah. Nah, kadang ada yang unik juga, ada peserta debat yang suka memotong atau menyela pembicaraan peserta lain. Ah ternyata mendengarkan itu lebih susah. Orang cenderung ingin bicara dan didengarkan. Tapi tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Merasa dirinya yang paling benar dan pintar.
Tapi ada yang lebih lucu juga, moderatornya berlagak sok pintar. Seakan-akan menguasai segala hal. Keilmuan nara sumber diremehkan. Kalau dipikir-pikir, moderator atau pewawancara kan hanya penguasai pertanyaan saja. Hanya pandai bertanya.
Dan saya pernah menyaksikan perdebatan yang isinya orang-orang penting. Petinggi negara hadir, pesertanya bergelar pendidikan tinggi. Sekaliber profesorlah. Saya akui, orang sepuh ini memang pintar dan pandai, tapi sayang cara menyampaikan pendapatnya kurang santun. Terkesan, mengecilkan lawan debatnya. Sedangkan lawan debatnya ini pangkatnya sudah bintang empat. Dan saya juga memperhatikan raut mimik sang jendral ini, sedikit memerah menahan marah.
Apakah peserta atau nara sumber debat lupa, bahwa acara debat itu ditayangkan stasiun televisi. Disaksikan orang banyak, penontonya dari belahan dunia. Paling tidak keluarga lawan debatnya ikut menonton. Apakah mereka tidak memperdulikan perasaan keluarga lawan debatnya? Keluarganya yang nonton dirumah pastinya ikut bersedih, tidak terima jika suami/ayahnya dipermalukan.
Acara debat itu kan bukan mencari siapa yang benar atau siapa yang salah. Itu sekedar acara untuk menyampaikan pendapat atau argumentasi. Mempertemukan aneka pendapat. Kesimpulannya nanti tetap berada pada penonton acara.
Ada yang membuat saya salut, kadang peserta debat yang dianggap kekirian justru lebih tenang. Pembawaannya lebih santai, tidak mudah terpancing emosinya. Atau dia sadar, ealah...menang-kalah, benar-salah tetap dapat honor ini. Untuk apa ribut-ribut, ah semelekete ! Ingat ya, itu acara debat stasiun televisi negeri Antabrantah. Kalau di negeri kita, Alhamdulillah, santun dan penuh dengan nilai edukasi. Penonton tercerahkan, sekaligus terhibur.
Ada yang membuat saya salut, kadang peserta debat yang dianggap kekirian justru lebih tenang. Pembawaannya lebih santai, tidak mudah terpancing emosinya. Atau dia sadar, ealah...menang-kalah, benar-salah tetap dapat honor ini. Untuk apa ribut-ribut, ah semelekete ! Ingat ya, itu acara debat stasiun televisi negeri Antabrantah. Kalau di negeri kita, Alhamdulillah, santun dan penuh dengan nilai edukasi. Penonton tercerahkan, sekaligus terhibur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar