Terasa menyusuri lorong waktu, kembali ke masa kecil dulu. Masa yang begitu menyenangkan. Yang ada hanya canda-tawa. Tidak ada raut kesedihan, tidak ada beban kehidupan yang menghimpit. Tidak ada keluh-kesah. Yang ada hanya tertawa lepas, sambil berjoget-ria. Masa kecil yang tidak akan terulang kembali. Itulah yang saya rasakan saat berkuliner perment dot gulali. Permen yang manis rasanya, belum lagi ditambah susu. Mantap sekali.
Ya, begitulah, memburu kuliner itu tidak hanya sekedar memanjakan lidah. Kadang kita dibawa kemasa lampau. Kenangan masa kecil jadi teringat kembali. Jajanan yang dulu kita sukai, kini kita nikmati kembali. Ah, jadi ingin kembali ke masa kecil lagi.
Gulali adalah permen yang berasal dari gula kenyal yang dipanaskan. Dulu permen gulali pernah mengalami kejayaan, kini semakin tergilas dan tergerus oleh perkembangan zaman. Perlahan orang mulai melupakannya. Karena anak kecil lebih menyukai permen buatan pabrik. Harganya yang lebih murah dan praktis pula.
Saya salut dengan kreatifitas pedagang permen gulali ini. Tapi sayang saya lupa berbincang-bincang karena terlalu asek menshootnya. Permen gulali dibuat membentuk dot, kipas dan kupu-kupu. Tanganya lincah dan gesit sekali. Mengaduh-aduh gulali terus membentuknya sesuai pesanan anak-anak. Masihkah bisa bertahan permen dot gulali ini, atau suatu saat hanya tinggal kenangan saja? Entahlah! Hidup semakin keras, usaha permen dot gulali tidak semanis rasa gulali itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar