Email: djangkarubumi@yahoo.com

Wow Bathroom Tissue Masih Marak di Meja Warung Makan

Bathroom Tissue

Saya itu suka kuliner, suka jajan. Bukan karena kelebihan duit atau seorang pecinta makanan. Tapi karena saya masih bujang, sehingga enggan untuk masak sendiri. Mencari praktisnya saja, tidak perlu repot-repot di dapur. Mencari matang dan tinggal makan. Lebih hemat energi dan hemat waktu pastinya. Bandingkan jika harus bersusah paya, masak sendiri, harus meracik bumbu dapur, dan ini-itu. Aduh, keburu perut tidak mau diajak kompromi.
Bathroom Tissue

Bathroom Tissue

Karena sering jajan inilah, saya masih sering menjumpai warung-warung makanan yang masih menggunakan tisu rol. Di mejanya tersedia tisu rol. Emang ada yang salah dengan tisu rol? Itu kan tisu baru, yang disediakan oleh pemilik warung untuk pelanggan. Membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel dibibirnya atau mungkin untuk membersihkan telapak tangannya yang belepotan makanan.

Tidak ada yang salah, dan itu juga memang tisu baru. Pemilik warung juga punya niat baik, agar konsumennya tetap bersih setelah makan hidangannya. Sehingga pelanggan tidak perlu repot-repot lagi menggunakan kain serbet sakunya. Hanya penempatan dan penggunaannya saja yang kurang pas. Emang dimana kurang pasnya? 

Bathroom Tissue

Tisu Rol, dirancang atau diproduksi untuk tisu di kamar mandi. Bagi yang sering traveling atau jalan-jalan ke mal mewah, pastinya tidak akan asing lagi dengan tisu rol ini. Saat ke kamar toilet, tisu rol ini terpajang di setiap dinding kamar toilet. Tidak perlu aku jelaskan secara rinci, pastinya pembaca tahu kan tisu rol ini untuk membersihkan bagian mana?

Facial Tissue

Setiap jenis tisu, pastinya punya tekstur atau serat yang berbeda. Karena memang dirancang sesuai dengan penggunaan dan peruntukkannya. Facial tissue akan lebih lembut, dan daya serap minyaknya lebih mumpuni jika dibandingkan dengan bathroom tissue itu sendiri. Kalau saya seh, sebenarnya positif thinking. Warung makan menyediakan tisu rol, agar pelanggannya setelah makan terus cepat lapar lagi. Dan akhirnya makan lagi. Lapar-kenyang-lapar, jadi betah deh. Waraung makan jadi untung besar.

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top