Email: djangkarubumi@yahoo.com

Lagi Ramai Anak Muda Jualan Bakso Cuanki Bandung

Lagi Ramai Anak Muda Jualan Bakso Cuanki Bandung

Waktu belum terlalu sore, jarum jam menunjukan pukul tiga lewat sepuluh menit. Sinar surya sudah tidak begitu terik lagi, hangat-hangat kuku menembus kulit. Sangat asek untuk nongkrong di luar rumah. Cuci mata, melepaskan kepenatan seharian di depan komputer. Sekaligus mencari inspirasi mencari bahan artikel. Ya, ya...kadang ada rasa jenuh dan lelah mata jika terlalu lama menatap layar monitor.

Saat lagi santai, datanglah tukang bakso angkringan dengan suara khasnya, " tok tok tok ". Bunyi yang dihasilkan dari alat mirip kentongan yang dipukul. Beda dengan tukang bakso pada umumnya, dengan alat mangkuk yang diadu dengan sendok. Saya sebut bakso angkringan karena tukang bakso ini menggunakan alat pikul, bukan gerobak.

Bakso Cuanki Bandung
Bakso Cuanki Bandung

Kenapa pakai alat pikul bukan gerobak? Dikampung saya, rumah-rumah penduduk sudah padat sekali. Jalan-jalan lebar susah ditemui. Yang ada hanya gang-gang sempit, yang lebarnya kurang dari setengah meter. Mungkin itu yang menjadi pertimbangan, kenapa tukang bakso lebih suka atau memilih menggunakan alat pikul daripada gerobak. Dengan alat angkringan, bisa bergerak lebih leluasa dan jarak jangkauan lebih luas juga.

Dan ada yang menarik juga, biasanya tukang bakso angkringan ini didominan oleh anak muda. Masih bujang. Sungguh luar biasa, betapa uletnya mereka. Tidak malu untuk berwirausaha dan mencoba untuk mandiri. Dan pada umumnya pula, anak muda ini berasal dari Garut. Mereka membentuk komunitas atau paguyuban.

Bakso Cuanki Bandung
Bakso Cuanki Bandung

Saya pun mencoba untuk mengobrol sejenak. Hal biasalah, naluri seorang blogger yang berlagak wartawan. Selalu ingin mengetahui sesuatu, sehingga terpakasa mengadakan wawancara secara singkat. Untungnya abang tukang bakso tidak merasa keberatan. Dan dia dengan senang hati menjawab pertanyaan dari saya.

Ada hal yang lebih menarik dari nama bakso angkringan ini, yaitu terkenal dengan sebutan Baso Cuangki. Nah, kata Cuangki sendiri kependekan dari kata Cari Uang Jalan Kaki. Saya mendengarkan penjelasan dari abang tukang bakso sampai terkeki-keki, ada-ada saja. Kreatif banget dalam memberi nama sekaligus mempersingkat kata. Dasar anak muda! Soal rasa bagimana? Rasanya juga enak dan gurih. Nikmat di lidah. Lezat dan sedap. Harga cukup murah yaitu Rp 7.000,-/mangkok.

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top