Email: djangkarubumi@yahoo.com

Mengulur Waktu Mengenang Masa Lalu

Mengulur Waktu Mengenang Masa Lalu

Mengenang masa lalu itu ibarat berjalan diatas kerikil tajam tanpa alas kaki. Ujung bebatuan menusuk pori-pori kaki, rasa perihnya terasa sampai ubun-ubun kepala. Pening dibuatnya. Tulang terasa ngilu, persendian jadi kaku. Tubuh dan daya ingatan terpental kembali ke masa silam. Waktu tampak berhenti sejenak.  Peredaran bumi bukan lagi pada porosnya. Semua menghentakan, gemuruh  dan kekacauan yang ada. Terlempar pada kegegelapan. Ya ya, mengingat masa lalu itu perlu energi besar.

Surat balasan cinta, kalau saya tumpuk mungkin tingginya sudah satu meter lebih. Dan semua itu hampir bersampul amplop merah, yang melambangkan amarah dan penolakan. Hanya ada satu, amplop berwarna biru, mungkin lain waktu akan saya ceritakan dari mana itu surat balasan datangnya. Perjuangan saya dalam mencari bidadari tidak semulus harapan dan impian. Lika-liku dan penuh juram terjal.

Setelah saya mengalami penolakan dari anak lurah, juragan buah, atau keluarga dari pegawai sipil. Saya mencoba untuk menurunkan standar dan penilaian pandangan. Walau sebenarnya saya itu jatuh cinta bukan pada status sosialnya. Pokoknya kalau saya itu jatuh cinta ya jatuh cinta, langsung mengungkapan isi hati lewat surat, terus Pak POS-lah yang mengirimkannya.

Kali ini yang menjadi sasaran tembak adalah anak tukang warung makan. Tempat tinggalnya di daerah terminal lama Jogjakarta. Warung dengan luas 2x7 meter. Pemilik warung ini punya anak gadis cantik sekali. Kulitnya putih bersih. Penampilannya sederhana tapi sungguh menawan. Memikat hati setiap lelaki yang memandangnya.

Singkat cerita. Saya pun mengutarakan isi hati, bahwa aku mencintainya. Mengungkapkan rasa cinta langsung dihadapannya. Apa yang terjadi? Keesokan harinya dia memperkenalkan sosok lelaki pada diri saya. Waduh, ini mah penolakan yang sungguh kejam dan sadis. Sama saja dia membandingkan bawah pacarnya itu lebih ganteng daripada saya. Terlalu!

Tapi apa boleh buat. Jatuh cinta itu sungguh berat rasanya. Walau sudah ditolak, tetap saja saya mencuri pandang dan perhatian lewat google map. Saya telusuri sudut rumahnya dengan memutar mouse komputer dengan harapan dia terekam oleh satelit google. Sebuah pencarian yang sia-sia. Rindu dan cinta yang  bertepuk sebelah tangan. Meranalah sudah!

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top