Usiaku saat ini baru menginjak 25 tahun. Mungkin masih terlalu dini untuk mengenal rimbanya kehidupan. Belum punya pengalaman dalam menelusuri luasnya dunia. Pengertian akan makna interaksi sosial masih sebatas sejengkal. Getirnya asam garam belum pernah aku rasakan. Kehidupan yang aku kenal hanya ada dua, tertawa dan menangis. Walau aku sendiri tidak tahu apa yang ditertawakan dan apa yang harus ditangisi. Irama dua hal itu silih berganti. Kejenuhanlah yang aku alami saat ini.
Rusuh dalam hatiku. Gemuruh dalam kepalaku. Mendidih dan panas darah yang mengalir dalam rongga tubuh. Saraf-saraf menegang. Tulang-tulang seakan ingin lepas dari rangka ragaku. Persendian ngilu. Permasalahan dan himpitan persoalan ibarat laron yang bergerumbul dalam otakku. Berputar dan berputar terus. Entah kapan pergi dan beranjaknya. Stres aku dilanda.
Amarah yang tidak jelas arahnya. Dendam entah kepasa siapa. Aku tidaklah mengerti. Akankah masa lalu yang pernah aku lewati harus kusesali dan kuratapi? Kenapa kekecewaan itu begitu besarnya. Seandainya waktu bisa terulang kembali, akan aku tebus dan aku benahi. Tapi kenyataannya hidup ini harus maju dan terus maju. Berhenti sejenak saja, harus siap tergilas. Terhempas dan tertinggal. Ah, aku tidak berdaya. Lemas dalam kepasrahan. Menunggu maut menjemputku. Aku kalah sebelum berperang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar