Jadi blogger itu ya kadang mirip wartawan, polah tingkahnya hampir mendekati kesamaan. Gayanya suka photo-photo dan sedikit melakukan wawancara dengan narasumber. Pokoknya tidak ada bedanya lah. Kalau wartawan suka menggunakan ID card, dan gajinya pun sudah pasti besar. Kalau sorang blogger? Bebas dan liar. Ya, kalau seorang blogger paling bonusnya dapat makan siang gratisan, itu kalau beruntung. Kalau apes? Paling diusir saat melakukan sesi photo tanpa seijin panitia. Bahkan dapat caci-makian pula.
Ebleg, kalau dikampung saya namanya tarian kuda lumping. Saya masih ingat, sewaktu duduk di bangku Taman Kanak-Kanak saya dibelikan orang tua, mainan kuda lumping. Sebuah mainan yang terbuat dari ayaman bambu yang menyerupai kuda tanpa kaki. Dibagian ekornya nanti dikasih ijuk, sebagai tanda ekor kudanya.
Hoby saya main kuda lumping terbawa sampai saya duduk di sekolah tingkat pertama (SMP). Pokoknya sungguh menyenangkan dan mengasikan. Berjoget dan berjingkrak, mirip orang kesurupan.
Nah, saat saya main ke alun-alun Kebumen, menjumpai festival tarian kuda lumping. Warga Kebumen lebih suka menyebutnya dengan nama tarian ebleg. Antusias warga Kebumen untuk menonton sungguh luar biasa. Membludak. Meriah sekali. Orang kecil dan dewasa rela berdesak-desakan untuk melihat sang ebleg menari.
Festival Ebleg Kebumen Aji, diadakan di pelataran depan gedung DPRD Kebumen. Musik gamelan pengiring tarian kuda lumping serta sindennya sangat menyenangkan. Enak didengarkan. Gelegar Budaya Kebumen yang harus diapriasi dan dilestarikan. Sebuah budaya tradisional yang menjadi kebanggaan dan hiburan masyarakat Kebumen.
Tapi ada yang mengganjal isi benak kepala saya. Kenapa fistival ebleg ini digelar di halaman gedung DPRD Kebumen? Apakah Kebumen belum punya gedung seni dan pertunjukan? Atau setidaknya, festival-festival budaya semisal ebleg ini diadakan di gedung Pemerintahan Kabupaten Kebumen. Gedung yang memiliki pelataran lebih luas.
Waktu sudah terlalu sore, sehingga saya tidak bisa menonton festival ebleg ini sampai selesai. Saat pengumuman pemenang lomba ebleg, saya harus undur diri. Karena ingin melanjutkan perjalanan atau petualangan bebas saya. Salut untuk panitia lomba, semoga tetap bersemangat terus. Hanya saran saya, saat adzan berkumandang di Masjid Besar Kauman, perlombaan dihentikan sejenak atau volume saund sistemnya diperkecil. Salam Ebleg!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar