Membuat catatan adalah salah satu kegiatan yang penting dalam pembelajaran. Dengan mencatat, kita lebih mudah mendapat inti dari pembelajaran tanpa banyak pendahuluan seperti pada buku teks. Mempermudah mencari informasi yang mungkin sudah kita lupakan karena kegiatan mencatat hanya pada hal-hal penting saja. Tak hanya itu, mencatat juga bisa lebih banyak belajar untuk merangkum sebuah pembelajaran tanpa meninggalkan substansi dari keseluruhan pembelajaran tersebut.
Dalam mencatat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar catatan kita bisa bermanfaat, mudah dipahami, dan tentunya mencakup semua materi pembelajaran.
Pertama, hindari menggunakan kertas berpola ramai. Gunakanlah kertas polos untuk mencatat. Penggunaan kertas berpola ramai akan mengalihkan fokus kita pada materi yang dicatat. Kita akan lebih tertarik pada motif dan gambar kertas yang lucu daripada isi catatan yang kita buat. Maka, menggunakan kertas polos dalam mencatat adalah hal utama sebelum kita memulai membuat catatan pembelajaran. Kita akan lebih fokus dengan materi pembelajaran yang kita catat serta memiliki banyak ruang untuk mencatat.
Kedua, gunakan beberapa metode dalam mencatat. Ada 5 (lima) metode yang setidaknya bisa digunakan untuk membuat catatan pembelajaran. Metode-metode tersebut adalah outline, cornell, mindmap, flow, dan lazy.
Untuk lebih jelasnya dari 5 (lima) metode dalam mencatat tersebut, perhatikan uraian dan penjelasan dibawah ini:
1. Metode Outline
Metode ini adalah metode yang paling sederhana dalam membuat catatan pembelajaran. Inti dari metode ini adalah menyusun topik, sub topik, dan ide-ide pemikiran dalam penomoran atau poin-poin. Sebenarnya, metode ini cukup efektif jika mencatat cepat menggunakan komputer karena dapat ditambahkan poin baru atau dikurangi.
Catatan terlihat lebih rapi. Namun, dengan tulisan tangan pun metode outline juga bisa digunakan. Biasanya di bagian tengah terdapat judul dan diikuti sub bab-sub bab berwarna mencolok. Di dalam sub bab akan terdapat poin-poin yang menggambarkan ide pemikirannya.
2. Metode Cornell
Metode mencatat ini dikembangkan oleh salah seorang pengajar di Universitas Cornell. Metode Cornell sendiri telah digunakan luas di seluruh dunia. Caranya adalah membuat garis horizontal dengan jarak 5-6 baris dai tepi bawah. Usahakan membuat garis yang tebal agar terlihat batasnya. Lalu buat garis vertikal dengan jarak 5 cm dari tepi kiri. Garis ini menghubungkan bagian atas garis horizontal dan bagian bawah.
Jadi, ada tiga kotak yang memiliki beberapa fungsi yakni mencatat kta sulit/kata kunci/istilah asing terkait materi, kolom besar untuk catatan, dan kolom bawah untuk rangkuman atau merivew materi. Untuk mencatat dengan metode ini gunakanlah kalimat-kalimat ringkas. Dengan metode ini, kita akan terbiasa belajar sedikit demi sedikit tanpa perlu mengulang materi yang terlampau banyak.
3. Metode Mind Map
Metode ini dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang psikolog dan penulis dari Inggris. Mencatat dengan menggunakan metode ini akan membuat otak kanan dan kiri bekerja sama. Tentu berbeda dengan mencatat linear yang hanya menggunakan otak kiri. Mencatat dengan otak kanan akan melatih imajinasi, kreativitas, dan visualisasi yang akan terhubung dengan otak bawah sadar sehingga mudah diingat.
Untuk membuat mind mapping biasanya gunakan tulis dulu topik utama. Lalu, tarik garis yang menghubungkan topik utama dengan gagasan pendukung atau informasi lainnya. Banyak sekali produk dari mind mapping, slaah satunya adalah Sistem Periodik Unsur (SPU) di dalam pembelajaran kimia. Jadi, inti dari mencatat menggunakan minda mapping adalah menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan.
4. Metode Flow
Metode ini cukup berbeda dari metode lainnya. Metode ini banyak digunakan untuk mencatat pembelajaran yang menggunakan media audio. Dengan metode ini, diharapkan tak hanya sekedar mencatat, namun juga memahami materi yang didapat. Kelemahan metode pencatatn lainnya adalah mengikuti hierarki (urutan) yang diberikan. Metode ini menuntut kita belajar apa saja dengan detail materi yang diberikan saat itu juga. Hubungan antar ide dapat kita runut tanpa memperhatikan hierarki materi.
5. Metode Lazy
Metode ini dapat digunakan bagi yang malan untuk melakukan kegiatan mencatat. Namun, bagi yang rajin pun metode ini juga dapat digunakan. Metode Lazy dapat digunakan mencatat pembelajaran yang menggunakan banyak gambar rumit. Sebelum pembelajaran, biasanya pengajar memberikan materi pembelajaran dalam bentuk buku atau soft copy. Maka, kita tinggal memfotokopi gambar-gambar tersebut. Lalu, kita dapat menempelkan gambar-gambar tersebut ke dalam buku catatan.
Dengan menempel gambar-gambar tersebut, maka kita akan mudah untuk belajar. Tak perlu membawa banyak materi dari fotokopian, buku, atau laptop dan semua terangkum dalam buku catatan. Jika masih malas menempel gambar, gunakan saja slide materi yang diberikan dan mencatat apa yang penting dari pengajar di kelas.
Nah itulah beberapa mencatat yang dapat digunakan untuk memudahkan kita. Selain mencatat, kita juga bisa melihat video pembelajaran yang berisi catatan penting. Salah satunya melalui channel Unacademy. Channel Unacademy juga menyajikan ringkasan materi berbagai pembelajaran yang bisa dijadikan rujukan untuk mempermudah belajar sejarah.
Penjelasan dari pelajaran-pelajaran bisa diulang agar bisa dipahami dengan baik. Selain itu, ada pula latihan soal baik untuk UN maupun SBMPTN yang bisa jadi latihan untuk menghadapi dua tes tersebut. Didukung oleh tentor yang ahli di bidangnya, maka channel Unacademy bisa jadi pilihan utama dalam belajar sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar