Hujan turun dengan rintik-rintik. Tapi tidak menyurutkan aku untuk ke luar rumah. Ingin melepaskan obrolan pikiran dan kegundahan hati. Lelah rasanya jiwa ini, hampir tiap hari bergelut dengan kekacuan alam pikiran. Ada rasa memberontak, menyalahkan keadaan yang tampak tidak adil. Walau itu hal percuma dan sia-sia. Dan justru menambah kerunyaman dan kesemrawutan hati. Tiada guna menyudutkan orang lain. Karena pada dasarnya apa yang telah terjadi akibat ketidakmampuan menata diri. Bersikap ridho dan ikhlas itulah yang seharusnya.
Oh Jakarta, semakin hari semakin terasa kejam. Menghanguskan kulitku. Merapuhkan tulang-belulangku. Sungsum otakku tidak mampu mengikuti perkembangannya. Informasi dan peraturan jalan raya, sering berubah. Keder dan bingung dibuatnya. Mobil mewah dan motor garang menghiasi pemandangan.
Ternyata hidup ini harus pandai menghibur diri. Bahkan harus membohongi diri sendiri. Atau jika perlu mentertawakan diri sendiri. Ya, hidup kadang penuh kekonyolan. Atau memang diriku ini yang kerdil. Isi otakku yang terbatas, tidak mampu berpikir dengan leluasa. Sehingga tidak bisa menyerap akan makna dari kehidupan ini.
Mungkin aku kurang piknik. Perlu suasana baru. Tiap hari berkutat di kamar, ada jenuhnya juga. Kalau dikamar, aku merasa paling jago, pemberani dan seakan-akan tahu informasi segala-galanya. Tatkala aku keluar rumah, kerdirlah diri ini. Berjumpa dengan orang lain, gugup. Tidak ada rasa percaya diri. Melihat aneka macam orang, yang penampilannya keren-keren dan gagah. Mengkerut dan ciut nyaliku.
Ternyata aku memang seharusnya sering keluar rumah. Mengurung diri ditembok sempit tidaklah bagus untuk kesehatan dan kemajuan pikiranku. Wawasan harus terus terupadatekan. Pergaulan harus diperluas. Teman baru harus diperbanyak juga.
Keluar rumah, sekaligus menjajaki dan menelusuri lorong waktu. Mengenang apa yang telah terjadi. Tapi cukup yang indah-indah saja. Yang duka buang ke tong sampah saja. Mengingat masa lalu, bukan berharap untuk bisa menyatunya kembali dua hati. Yang telah tercerai-berai, biarkan kembali keinduknya masing-masing.
Cinema Mal Kelapa Gading, tiap bulan sekali aku sering nonton film dibioskop ini. Tempatnya yang nyaman, tenang dan menyenangkan. Banyak kisah romantis yang tertorek disana. Sebuah kisah asmara yang masih melekat dalam jiwa. Cinta yang berbunga-bunga. Tapi itu dulu, dan semua telah berlalu. Cinta memang tidak harus memiliki. Dan cinta tidak harus abadi. Putus dan pupus kadang itulah yang terjadi. Yang terpenting, bagaimana halnya mengolah hati untuk tetap berbesar diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar