Saya sudah lama berkeinginan untuk memotret ibu penjual perabotan rumah tangga ini. Sebenarnya, saya sendiri tidak tahu apa itu nama perabotan yang dijualnya. Kalau saya bilang perabotan rumah tangga, saya rasa juga kurang tepat juga. Karena kebanyakan yang dijual adalah alat pembersih rumah tangga, semisal sapu, pel dan sikat lantai. Selebihnya yaitu celengan dan tempat sendok.
Cuaca yang begitu teriknya, kurang lebih waktu menunjukan pukul satu siang. Sinar matahari benar-benar dipuncak kejayaannya. Saya keluar rumah pun hanya mengenakan kolor dan baju singlet. Tidak kuat dengan gerah. Keringat bercucuran, mirip aliran mata air dipegunungan yang tidak ada hentinya.
Keluar rumah, mencari semilirnya angin. Walau kenyataannya, sulit untuk mendapatkan isisnya udara. Tak apalah, angin tidak didapat, ya paling tidak cuci mata. Mencari pandangan segar. Otak biar tidak buntu dan membeku.
Kenapa tidak main media sosial saja? Aduh bukannya ketenangan hati yang didapat. Justru yang ada menambah kepusingan dan panasnya hati. Lah kok bisa? Time line maupun status media masa isinya hanya hal provokatif saja. Saya takut terjebak pada berita yang kurang produktif. Tidak tambah pandai atau bijak, yang ada justru kepala saya kurang se-ons.
Beruntung sekali, saat saya keluar rumah bertemu dengan ibu penjual perabotan tadi. Saya pun menyempatkan diri untuk membeli barang dagangannya. Saya tidak menawar, hanya mengatakan harga barang pasnya berapa. Terus bayar. Betapa senangnya ibu penjual tadi. Dan pastinya saya juga ikut senang.
Saya pun menyempatkan ngobrol sejenak. Oh iya, ibu ini berjualan perabotan keliling dengan digendong sudah 20 tahun lo!. Sungguh luar biasa, betapa ulet dan tangguhnya ibu asal Cirebon ini. Dua puluh tahun brow! Waktu yang cukup lama bertahan.
Ibu ini terus berjuang, walau banyak saingan bermunculan. Entah dari penjual perabotan dengan menggunakan mobil keliling, gerobak keliling atau menjamurnya toko atau warung. Dua puluh tahun yang lalu, kalau ingin mencari perabotan semacam ini, memang biasanya harus ke pasar. Sehingga dengan adanya ibu penjual perabotan ini bisa terbantukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar