Email: djangkarubumi@yahoo.com

Apakah Diblokirnya Media Sosial Berarti Kemenangan Media Mainstream? Oh Tidak!

Media Mainstream

Sudah tiga hari media sosial diblokir, khususnya media sosial Facebook, Instagram, Telegram dan aplikasi layanan pesan yaitu Whatsapp. Twitter, masih normal-normal saja, tapi kini jadi berjimbun terjadi lonjakan. Mungkin akibat banyaknya orang yang beralih dari pengguna facebook ke twitter. Timeline jadi tidak karuan. Sepet saya lihatnya. Terpakasa, saya berpuasa sejenak dari twitter.

Saya pun menghindari sejenak dari media sosial, kini lebih suka membaca koran. Media sosial saya pergunakan untuk mengshare artikel blog saja. Agar pengunjung blog melonjak. Eh, semenjak media sosial diblokir, ternyata berpengaruh juga. Pageview artikel blog ikut merosot. Tapi masih bersyukur, tidak begitu drastis penurunannya.

Sekarang lagi gencar-gencarnya istilah media mainstream. Apa itu media mainstream? Media mainstrem atau media arus utama yaitu media yang merujuk ke media berita massa. Lebih mudahnya koran berita gitulah, misal Kompas, Warta Kota dan yang lainnya.

Apakah dengan diblokirnya media sosial berpengaruh dengan peningkatan penjualan koran? Saya pun sempat berbincang-bincang dengan penjual koran. Ternyata tidak begitu berpengaruh sama sekali. Koran tetap sepi-sepi saja. Tidak ada peningkatan pembeli.

Wah, berarti masyarakat lebih suka berita yang ada di media sosial daripada media massa. Kenapa bisa begitu? Entahlah. Saya sendiri juga tidak tahu. Tapi kalau saya pribadi, tetap untuk menyempatkan diri membaca berita koran. Agar bisa mendapatkan berita yang berimbang, jelas sumbernya. Biar tidak mudah termakan berita hoaks.

Berarti setuju dengan langkah pemerintah memblokir sementara media sosial? Kalau itu demi keamanan negara, ya saya mendukung saja. Tapi ya jangan terlalu lama-lama. Nanti blog saya jadi lumutan. Job menulis ikut sepi. Kantong dompet jadi merana.

Ya setidaknya saya juga berharap besar pada pemilik media sosial agar lebih giat lagi menghapus berita hoaks maupun menghapus akun-akun yang provokatif. Agar bermain media sosial bisa asik lagi, seperti awal-awal kemunculannya.

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top