Dulu saya itu hampir sependapat dengan orang yang mengatakan bahwa minat membaca orang Indonesia itu minim sekali. Alias malas baca. Saya kok ya ikut terkecoh dan tercekok dengan perkataan itu. Setelah saya mengamati langsung orang-orang disekitar lingkungan saya, kenyataannya minat baca justru sungguh luar biasa. Yang tua masih saja gemar mengaji. Yang muda atau yang anak-anak masih begitu semangatnya pergi kepengajian.
Jadi salah alias tidak benar, jika orang Indonesia itu ogah membaca. Yang ada mah, tidak adanya bacaan. Tidak ada buku yang terjangkau oleh mereka. Seandainya ada buku. entah itu diperpustakaan atau semisalnya, pada umumnya, bukunya kurang bermutu. Tidak menarik.
Menurut pengamatan saya juga. Harga buku di Indonesia masih tergolong benda elit. Mahal harganya, jadi untuk rakyat Indonesia yang mayoritas berprofesi sebagai petani, mana mungkin bisa membelinya. Paling membeli kitab suci sudah cukuplah. Ini hanya sekedar pengamatan saya secara kasar, bisa jadi saya yang salah. Dan mungkin sudah pasti salahnya.
Pengalaman saya sendiri, jika pergi ke toko buku. Untuk mendapatkan buku yang isinya itu berkualitas, rasanya kok sulit sekali. Giliran ada buku yang diminati dan menjadi keinginan, eh harganya langsung bunyi. Tidak terjangkau oleh isi dompet saya. Saya jadi melongo.
Lah dahlah. Kok jadi curhatan gini. Rencana mau membicarakan bagaimana cara untuk menumbuhkan minat baca pada anak, kenapa jadi ratapan. Iya seh, yang biasanya saya itu sebulan menyisihkan anggaran buat beli buku, untuk beberapa tahun ini mengalami kesulitan. Duit terserap dan habis untuk urusan dapur.
Sebenarnya untuk menumbuhkan minat pada ada itu sangatlah mudah. Anak diperkenalkan mencintai buku sejak dini. Ingat, diperkenalkan. Tidak untuk membaca. Kalau anak sudah terbiasa akrab dengan buku, nanti secara otomatis dan perlahan, anak itu akan memiliki hoby atau kesenangan untuk membaca buku. Dan lingkungan harus ikut mendukung, semisal orang tua juga rajin membaca atau senang mengoleksi buku. Memory atau kenangan itu akan tertanam pada diri anak. Sehingga budaya cinta buku tersebut akan terus terwarisan pada keturunannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar