Sudah banyak buku yang saya baca dan saya koleksi. Tepi entah mengapa untuk mereview, kok mengalami kendala. Mungkin karena terlalu sibuk atau semangat untuk menulis semakin menurun. Ya, untuk beberapa hari ini, terasa donw saja. Seandainya menulis pun tidak bisa focus. Inginnya cerita hal ini tapi yang dirangkai justru hal yang sana. Kagak nyambung antara judul dengan jeroan artikel itu sendiri. Tapi tak apalah ya, yang namanya belajar menulis.
Time line diakun media sosial kok ramai mengucapkan Hari Guru. Langsung deh, saya ingin ikut latah. Jadi ingin nimbrung tentang tema guru. Walau mungkin saya membicarakannya dari sudut pandang berbeda. Alias saya ngomongin tentang buku yang dikarang oleh seorang guru perempuan yang bernama Muthia Sayekti.
Seorang pengajar bahasa di sekolah swasta daerah Juwiring, Klaten, Jawa Tengah. Karena saya pernah lama ada di kota Klaten, kalau daerah Juwiring pastinya saya sangat akrab. Dulu saya juga punya guru, sewaktu sekolah di SMAN 1 Klaten, juga seorang pengjar bahasa, tapi bahasa indonesia. Entah Bu Muthia Sayekti ini guru apa, tapi kalau menurut perabaan saya, Guru Bahasa Indonesia.
Lihat judul buku sepintas saja, langsung tertarik "Berdamai dengan Diri Sendiri". Langsung bungkus alias langsung membelinya. Saat itu saya mendapatkan buku ini di Toko Gramedia, dengan harga 50ribu. Harga yang sangat terjangkau. Apalagi saat itu saya mendapatkan voucer dari sebuah aplikasi android. Sayang jika tidak dimanfaatkan, ya akhirnya untuk membeli beberapa buku. Salah satunya buku karangan Muthia Sayekti itu.
Buku ini mengajarkan pembacanya untuk selalu bersyukur. Tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain. Karena setiap pribadi itu unik dan memiliki potensi masing-masing. Focus dan menggali kelebihan dalam diri sendiri itu lebih penting. Tidak terlalu pusing dengan orang lain katakan, selama hal itu dalam kebaikan.
Perkuat identitas diri dan tak perlu menjadi orang lain. Terus selalu memotivasi diri, jangan megubur diri karena kita adalah kita. Perbedaan bakat dan minat adalah sebuah rahmat. Kalau sudah menemukan jadi diri, akhirnya kita bisa berdamai dengan diri sendiri.
Kurang lebih seperti itulah isi bukunya. Kalau saya ulas secara detail, nanti pembaca tidak mau beli bukunya. Pokoknya buku ini menarik, dan saya anjurkan untuk memiliki. Biar pembaca terus punya power alias semangat, tidak mudah goyah dan putus asa. Jangan sampai konflik batin terus berkepanjangan. Berdamai dengan diri sendiri itu sangatlah penting.
Buku yang saya dapatkan ini cetakan pertama, bulan Oktober 2018. Semoga nanti ada perbaikan font huruf khususnya soal warna kuning, karena sedikit kurang nyaman dimata. Tulisan sedikit tidak bisa terbaca, ya jadi silau gitulah. Cukup sekian, selamat HARI GURU INDONESIA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar