Saya sendiri lupa, kapan pasang internet wifi IndiHome. Mungkin setahun yang lalu, hampir dua tahunan. Atau bisa jadi lebih. Pokoknya saya lupa, dan lupa itu tidak ingat. Kalau bahasa jawanya, lali. Pengen cari dokumen, awal mendafat IndiHome, kok malas sekali. Karena harus acak-acak lemari. Nanti takutnya justru jadi berantakan.
Awal pertama daftar internet Indhome, tidak mudah seperti saat ini. Dulu harus datang ke kantor telkom, membawa dokumen yang diperlukan semisal kartu KK dan KTP. Disuruh menggambar denak rumah dalam kertas, agar petugas bisa memperkirakan apakah wilayahnya sudah ada jaringan kabel IndiHome. Mencari ketersediaan kotak ODP. Optical Distribution Point, sebuah kotak terminal yang tersedia pada tiang kabel telepon.
Untuk disetujui perlu waktu lama. Apalagi jika belum tersedia kota OPD-nya wah bisa berbulan-bulan. Menunggu banyaknya calon pelanggan yang ingin mendaftar. Baru nanti dibuatkan jaringan ODP baru. Karena saya orangnya tidak sabaran, saya memaksa bagaimana caranya agar segera tersambungkan. Tak perduli, jarak ODP jauh, harus tetap tarik kabel. Karena saya beralasan, tuntutan pekerjaan online. Jarak ODP terlalu jauh, pastinya menganggu kelancaran dalam berinternet juga. Saya tidak memperdulikan itu. Kebelet pengen punya wifi.
Eh kini, ODP sudah ada dimana-mana. Jaraknya sangat berdekatan. Ya karena kabel fiber optik Indihome sudah tersedia, sudah masuk ke gang-gang. Dulu, paling hanya jalan raya saja kabel fiber optik itu. Mungkin, Telkom ingin lebih mendekati konsumen, ingin mencari pelanggan sebanyak-banyak. Internet wifi Indihome punya peluang atau prospek yang lebih cerah. Akhirnya saya mengajukan untuk ODP yang lebih dekat, agar sinyal internet lebih stabil.
Saya pasang intenet wifi IndiHome karena desakan ponakan. Tugas sekolah yang dikit-dikit harus googling. Kalau beli Kuota internet kartu SIM, terlalu mahal dan boros. Saya pasang yang khusus paket wifi saja, 10 Mbps. Bebas biaya pasang dan bayarnya nanti dibulan berikutnya. Istilah kata, pakai dulu baru bayar. Tagihan bulannya, Rp 279.667,-.
Pada tanggal 30 Januari 2020, saya mendapatkan pesan singkat SMS dari Telkom yang berisi:
Plgn Yth, Program promo IndiHome 12xxxxxxxx (kode palanggan) sudah berakhir. Tagihan selanjutnya akan dinormalkan sesuai paket. Info hub 147, Plasa Telkom/@IndoHome.Tks
Saya mengabaikan pesan itu, karena saya juga kurang bisa mengerti pesannya. Eh giliran saat bayar bulanan Indohome ,baru deh saya kaget. Tagihan bulannya menjadi Rp 358.298. Kenaikannya gede sekali. Wah wah, kok bisa begitu. Saya pun berusaha minta penjelasan lewat akun twitter IndiHome, dan jawabannya hampir serupa. Sudah tidak ada harga promosi. Harga sudah dinormalkan.
Sungguh pintar sekali Telkom mempromosikan layanannya. Promosi yang sangat menggiurkan bagi calon pelanggan. Pasti banyak orang yang tertarik untuk atau ingin berlangganan. Trik yang jitu. Maka tidak heran, kini banyak sekali yang ingin pasang internet wifi Indihome. Ya, karena tergiur dengan harga promosi tersebut.
Apalagi, untuk berlangganan IndHome tidak harus datang ke Plasa Telkom. Banyak agen-agen yang menawarkan jasa pemasangannya. Kadang ada agen dengan mobil mangkal di tempat-tempat strategis, semisial depan perumahan komplek atau pasar. Lewat telephone, petugas akan mensurvai lokasinya.
Hanya bedanya, kini ada biaya pemasangan atau regestrasi sekitar 100ribu-150ribu, sesuai paket yang dipilih. Dan berlaku deposit, membayar dulu sesusai paket, baru internet wifi aktif. Jadi mirip kayak token listrik. Bayar dulu baru pakai. Beda dengan saat saya pertama daftar. Pakai dulu baru bayar. Kebijakan itu berubah karena banyak pelanggan yang menunggak. Demi mengurangi resiki gagal bayar. Saran saya buat IndoHome, kalau harga sudah dinormalkan alias tidak ada promosi lagi, jangan ada lagi sinyal lemot. Sinyal jaringan harus lebih jos dong! Harus dibarengi dengan kualitas pelayanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar