Artikel yang telat terbit. Seharusnya tiga minggu yang lalu sudah publish. Ya, karena sifat kemalasan lagi menyelimuti. Terlalu tebal rasa bosan untuk menulis. Ah, mungkin karena sudah terlalu lama menjadi seorang blogger, sehingga ada rasa titik jenuhnya. Atau mungkin karena Sosiago yang lagi sepi, sehingga berimbas pada gairah saya untuk mengetik. Entahlah mana yang benar. Yang jelas, menulis itu perlu amunisi. Perlu energi. Dan energi ini bisa bermacam-macam. Salah satunya ya fee alias bayaran.
Yang jelas hidup ini tidak ada yang ideal. Selalu ada saja hal yang tidak diinginkan itu hadir. Sehingga menggerus semangat dan mematikan ide-ide yang ada dikepala. Bahkan, kesabaran ikut runtuh. Setiap harinya, yang ada selalu uring-uringan. Ingin marah, tapi entah kepada siapa. Dendam yang berkecambuk, sehingga tidur pun tidak nyenyak. Eleh, saya ini curhat apa ya? Ah tidak begitu penting untuk dilanjutkan.
Ngomongin hal lainnya saja. Bicara tentang santan kelapa siap pakai, Kara Sun. Eh sebenarnya saya itu bingung, yang benar itu Sun Kara atau Kara Sun? Kalau dilihat dari penulisan, seharusnya yang benar adalah Kara Sun, karena kata kara menduduki atau posisinya lebih tinggi. Tapi kenapa di masyarakat lebih terkenalnya dengan nama Sun Kara? Ah saya jadi bingung. Hayo, ada yang tahu mana yang benar?
Ah apa arti sebuah nama. Sebagian orang lebih mengenalnya dengan nama Santan Kara. Lebih simple dan lebih mudah nyambung. Penjual juga lebih paham, apa yang diinginkan oleh pembeli. Santan Kara mungkin menjadi pelopor pertama Santan Kelapa dalam kemasan. Yang selanjutnya disusul oleh Santan Sasa. Wah, saya jadi promosi. Ini bukan artikel promosi ya? Tapi kalau nanti ada yang mau bayar, dengan senang hati menerimanya.
Yang jelas, nama Santan Kara lebih tersohor. Walau kenyataan dilapangan, pembeli bilangnya Santan Kara, tapi jika dikasih Santan Sasa juga menerimanya. Mirip minuman dalam kemasan botol, mintanya Aqua eh dikasih merk lain tetap saja mau. Jarang ada yang menggungat. Itulah uniknya konsumen Indonesia, tidak mau komplain dan tidak mau ribet. Yang penting fungsi/kegunannya sama.
Hari Raya Idul Adha kebutuhan akan santan kelapa begitu meningkat. Harga kelapa yang naik, sehingga masyarakat memilih yang lebih praktis, yaitu santan kemasan. Nah, karena permintaan yang begitu besar akan santan kelapa. Kara Sun sempat mengalami kelangkaan. Stock di agen-agen kosong melompong. Kelangkaan akan Santan Kara, mendatangkan keuntungan tersendiri bagi Santan Sasa, jadi laris.
Saya pun sempat menggali informasi tentang penyebab kelangkaan dari Santan Kara ini. Konon katanya disebabkan PT Pulau Sambu selaku produsen Kara Sun mengeluarkan produk baru, Minyak Sayur Kelapa (saya sendiri lupa nama merknya). Nah, inilah yang menyebabkan bahan baku Santan Kara jadi berkurang. Belum lagi, dengan adanya peraturan sopir harus menjalani tes kesehatan, bebas korona. Distribusi ikut tersendat. "Pabrik Santan Kara berada di Riau", tambah kata sales yang saya jumpai. Awalny saya kira, pabriknya ada di pulau Jawa. Oh iya, harga Santan Kara sampai ke konsumen sudah berkisar empat ribu rupiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar