Siapa bilang menulis itu mudah? Menulis itu sungguh sulit. Jangankan menulis, membuat judul pun tidak semudah yang dibayangkan. Akhirnya mau tidak mau, ya harus membuat judul diluar dari pakem. Melompat dari kata baku. Bagi yang artikelnya masih sedikit, mungkin tidak begitu mengalami kendala. Bagi yang sudah puluhan ribu? Wah bisa-bisa ada judul artikel yang sama. Dan itu saya pernah mengalaminya.
Itu baru soal judul. Belum soal penggunaan jenis kata-kata yang itu-itu saja. Ya, harap dimaklumi saja. Saya menyadari keterbatasan dalam kebendaraan kosa kata. Kadang saya malu sendiri. Tapi tak apa ya, karena ngeblog saya anggap sebagai sarana untuk belajar. Bukan berarti saya pintar atau mengetahui segalanya. Belajar untuk menyampaikan pendapat lewat sarana tulisan.
Oh iya, draf artikel saya sudah hampir 300 yang belum pulish. Bahan photo sudah ada, tapi buntu untuk merangkai kata dan kalimat. Memang saya menulis mengikuti selera mood saja. Kalau lagi malas, ya saya hiatus. Tidak mau memaksakan diri. Dan bagi saya, kesibukan dunia nyata itu lebih penting dari segala-galanya. Walau dunia maya kadang memberikan semilir mimpi dan khayalan.
Kali ini saya akan bercerita tentang kuliner. Jajan jalanan, murah meriah tapi bikin kenyang perut. Lidah pun juga ikut terpuasakan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah menambah ide bisnis. Ya, saya ada keinginan untuk membuka usaha. Tapi masih bingung mencari kemantapan. Disamping terkendala dana, faktor keahlian juga tidak punya.
Maka dari itu saya suka keliling kampung untuk belajar skil secara otodidak. Suka mengamati keahlian orang, entah itu pedagang, peternak lele maupun jasa servis kompor. Ya, sekiranya nanti saya bisa menguasai akan saya terapkan. Tak mungkin kan selamanya saya bekerja online. Dan saya sadar hal itu, suatu saat saya pastinya akan pensiun menjadi seorang blogger maupun youtuber.
Oh iya ya, saya selalu menyarankan bagi seorang blogger kalau bisa merangkap menjadi youtuber. Karena video channel youtubenya bisa menjadi pelengkap artikelnya. Postingan akan tampak lebih hidup dengan dukungan video. Apalagi kini soal pendapatan dolar antara google adsense blog dan youtube terpisah. Kalau bisa dua-duanya cairkan lumayan juga. Ayo siapa yang belum punya akun channel youtube?
Aduh jadi tambah panjang saja cerita saya ini. Ya sudah kembali ke poin masalahnya saja. Kuliner sate kikil yang bernama Ali Eko. Nama yang membuat saya penasaran. Ternyata Ali adalah nama dari penjulanya, Bapak Ali. Dan Eko punya makna tersendiri, E adalah Edukasi, K adalah Komitmen dan O adalah Obsesi. Wah, wah bikin saya geleng-geleng saja.
Bapak Ali biasa mangkal di depan RPTRA Cakung Barat, bekas area yang dulunya adalah pool Bus PPD (Pengangkutan Penumpang Djakarta). Dan mangkalnya disore hari, sekitar jam empatan. Alat untuk membakar sate kikilnya juga sangat sederhana. Dari hasil ngobrol, katanya semuanya dari bahan bekas. Sungguh luar biasa, ide usaha tingkat dewa. Daya kreatifnya patut diacungin jempol. Semoga artikel ini bisa menginspirasi para pembaca yang ingin berwirausaha. Khususnya bagi yang ingin berdagang sate kikil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar