Email: djangkarubumi@yahoo.com

Pandemi ini Membuat Pizza Hut Harus Turun ke Jalan untuk Menjual Produknya

Pizza Hut

Photo yang sayang dibuang. Ya sudahlah dibuat untuk cerita saja. Biar blog ini terupdate. Saya itu memang kesukaannya jeprat-jepret. Kalau ada hal yang menarik, langsung deh mengeluarkan kamera hape. Membidik sasaran, kali ini saya membidiknya secara sembunyi-sembunyi. Ingin seh terus terang, tapi takutnya tidak berkenan. Ya begitulah, bidikannya tampak dari posisi belakang. Sehingga wajar jika hasilnya kurang begitu sempurna.

Kala itu sebenarnya ingin membeli produk pizza hut yang dijual oleh abang-abang ini. Tapi isi dompet saya kok pas-pasan banget. Ingin membeli, sekalian mau memotretnya. Aduh, ya sudahlah. Ada rasa tak enak hati. Waktu sudah hampir maghib, dan saya pun harus melanjutkan perjalanan. Waktu yang singkat dan tergesa-gesa sekali. Apalagi saat itu kondisi jalanan mulai macet. Jam pulang karyawan perusahaan.

Apa seh yang membuat saya penasaran dengan abang-abang ini. Yaitu produk yang dijualnya. Pizza Hut. Sebuah perusahaan besar dan elit, kenapa kini berjualan dengan menawarkan produknya dipinggir jalan. Photo yang saya ambil ini berada di daerah Sukapura. Dan saya juga pernah menjumpai neng-neng cantik dengan mengenakan seragam yang sama di daerah Kelapa Gading menjual produk yang sama pula. Ya dipinggir jalan.

Pizza Hut

Pizza Hut yang dijual dibandrol dengan harga 25ribu rupiah. Apakah ini akibat PSBB yang diterapkan di Jakarta, yang membuat Pizza Hut harus melakukan hal ini. Karyawannya disuruh terjun kelapangan untuk menjual produknya? Istilahnya mendekati secara langsung dengan konsumen. Dengan harapan, produknya bisa laku dan cepat habis. Entahlah!

Ya ya kondisi pandemi ini memang memukul semua kalangan pebisnis. Entah itu pemain besar, kecil atau yang lebih kecil lagi. Dampaknya sangat luar biasa. Bahkan sudah ada yang terpaksa tutup. Mau tidak mau, karyawan yang menjadi korbannya. Terjadilah Pemutusan Hubungan Kerja. Jadi nganggur deh karyawannya. Kalau hanya diberhentikan sementera mungkin masih ada harapan untuk bekerja kembali, jika suasana normal lagi. Kalau bangkrut?

Ya saya sebagai orang awam hanya bisa pasrah. Pasrah dalam kepusingan. Pemeritah hanya bisa memperpanjang status PSBB, tapi minum sulusinya (itu perasaan saya pribadi, mungkin jadi saya yang salah). Ya kalau hanya satu bulan atau dua bulan, lah ini sudah berbulan-bulan. Bagi yang punya tabungan, mungkin tak jadi soal. Masih ada harapan ada yang bisa dimakan.

Aduh kok saya jadi sambat ya. Maksud dari Pemerintah juga baik, agar penyebaran virus Covid-19 bisa dikendalikan. Penyebarannya bisa hambat, jangan sampai meluas kemana-mana. Sampai benar-benar ditemukan vaksinnya. Ya ya ya, saya paham dan mengeti maksud dari Pemerintah. Tapi urusan perut yang susah diajak kompromi. Belum lagi urusan tanggungan bulanan yang tidak boleh telat. Semisal, tagihan listrik, PAM dam Internet. Ah sudahlah, saya lagi berpikir, hikmah apa yang bisa saya ambil dari Pizza Hut ini?

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top