Bagaimana kabarnya Sobat? Semoga dalam keadaan sehat dan tercukupi rezekinya ya. Ah kalau mikirin keadaan kadang pening juga ya, kopid yang sedeikit reda dari berita, eh kini booming lagi. Sebagai rakyat kecil kan jadi bingung, kapan negar ini bisa pulih ekonominya. Berita-berita yang berseliweran di portal, lebih banyak menyajikan kepesimisan daripada ke optimisan. Berita hujat, saling sikut lebih banyak mendapat ruang di media. Ah semuanya jadi ikut saling mencela, merasa kelompoknya yang jago dan benar. Seakan-akan mereka yang yang berhak mengurus dan paling bisa memimpin negeri ini. Hahaha...saya kok jadi ngomongin politik.
Yayaya...kini kewarasan pikiran dan ketenangan hati diuji dengan berita berita itu. Kalau tidak bisa bersikap adil atau tenang. Bisa-bisa kita terseret ombak itu, dan ikut memaci-maki. Ah yang ada hanya nambah dosa. Pikiran jadi tambah setres, badan mudah sakit. Kalau sudah beitu, siapa yang rugi? Pastinya diri sendirilah ya? Apakah mereka akan turut sempati? Hahaha...susah ditembak jawabannya.
Lah lah lah, saya ini mau ngomong apa ya? Kok jadi sedikit memuncak emosinya. Seakan-akan saya ini meluapkan akan kegundahan dalam hati sendiri. Ketahuan saya lagi tertekan oleh keadaan, xixixi...., ssst jangan dilanjutkan. Hal sensitif. Begini, sebenarnya saya itu pengen ngomong soal info bisnis. Aduh, terlalu tinggi omongan saya ya.Seperti yang saya uraikan diatas, keadaan yang belum sepenuhnya baik. Cari pekerjaan yang begitu sulit, jika mau usaha eh daya beli masyarakat begitu rendah. Apalagi tahun depan, yang diramalkan atau diprediksi lebih suram. Pastinya, masyarakat akan lebih berhemat.
Sekali lagi, kita harus tetap optimis. Soal adanya rasa-rasa was-was pastinya ada. Rasa ketakutan tidak bisa makan, tidak bisa bayar cicilan, tidak bisa bayar biaya sekolah anak, tidak bisa ini dan itu hal yang lumrah. Karena setiap manusia mempunyai rasa ketakutan akan masa depannya. Jangankan mikirin masa depan, hari ini makan apa, itu sudah membuat stres. Eh ini, saya menasehati diri sendiri lo. Kata guru saya, hidup itu jangan dipikiran, jalanan saja. Kadang apa yang ditakutkan itu, sesungguhnya tidak terjadi. Rasa ketakutan itu adalah hembusan atau bisikan setan, agar tauhid kita lemah. Sehingga tidak percaya dengan kekuasaan Tuhan. Bahwa Tuhanlah yang akan mencukupi segala urusan rezeki.
Nah lo, saya jadi kayak tukang penceramah agama. Saya mau ngomong saol gadget yang kini mejerat anak-anak. Hampir semua orang tua pasti mengalami hal yang sama, anak-anak kecanduan hape. Tiap hari yang dipegang hape. Lah gimana tidak ya? Permainan hape sangat menyenangkan dan bikin asek, sampai lupa waktu belajar maupun makan. Seandainya ngumpul bersama teman, tetap yang dimainkan game hape. Game online, mabar, main bareng. Hari gini, anak tidak pegang hape, rasanya hal mustahil ya?
Bagaimana cara mengatasi agar anak tidak kecanduan hape? Wow pertanyaan yang super sekali. Pertanyaan yang sering dilontarkan oleh orang tua. Emang kamu tahu jawabannya? Oh tidak seh. Tapi saya sedikit punya solusi, belikan anak mainan tradisional. Misalkan mainan gangsingan. Saya yakin, anak-anak menyukainya. Biasanya mainan ini mudah dijumpai di depan sekolah-sekolah dasar. Jam sebelum masuk sekolah, jam istirhat maupun jam pulang sekolah, anak-anak merubunginya.
Harga sangat terjangkau,harga belum dimodif berkisar 3 ribu 5 ribu, sesuai ukuran. Nah biasanya nanti anak-anak ingin dimodif, agar gansingannya lebih sangar atau lebih jago. Abang penjual gangsingan ini biasanya tidak hanya sekedar menjual tapi juga menyediakan arena buat adu gangsing. Jadi lebih seru kan? Apalagi jika abang penjual ini mengadaian tournament dengan iming hadiha yang menarik, dijamin anak-anak lebih bersemangat untuk turut andil. Hahaha..., anak-anak jadi lupa dengan gadgetnya bukan?
Saya sendiri salut dengan penjual gangsing ini. Semangatnya dalam mencari rezeki sungguh layak dapat ancungan jempol. Mainan gangsingan kan tergolong mainan musiman. Mau tidak mau ya, harus pindah dari suatu daerah ke daerah lain. Agar usahanya terus berjalan. Keuntungan yang diapat bagaimana? Ya saya kira cukuplah, lumayan gede? Intinya harus tahu dan memahami celah pasaran. Jika dirasa sudah habis musimnya, harus mencari sekolah lain. Bagimana, ada yang minat dengan bisnis jualan gansing?
Bahannya biasanya beli lewat online. Selanjutnya cukup bermodal lem, pisau kater dan tempat arena cukuplah. Sebuah usaha yang tidak membutuhkan modal besar. Hanya sebuah kecermatan untuk membaca situasi dan kehendak pasaran. Cukup sekian ulasan saya ya, terlalu banyak bumbu penyedapnya. Sehingga obrolannya jadi kemana-mana. Intinya, jangan mudah bosan!
Betul sekali mas, jaman sekarang banyak anak-anak yang terjerat ga bjsa kepas dari hape, bahkan bukan anak-anak saja, orang tua yg sudah udzur pun sekarang ada yang kecanduan hape
BalasHapusBisnis gasing boleh juga itu mas, asal di tekuni :)