Cari-cari uang juga demi mendapatkan pasangan. Masih ingat pasangan yang sempat viral, yang kasih mahar sandal jempit? Kini bagaimana nasibnya. Konon katanya kini sudah putus alias pisah ranjang. Mungkin sang istri tak tahan lagi dengan kehidupan yang pas-pasan. Hidup menderita itu tak enak. Kelaparan sehari aja perih tak terkira, apalagi miskin seumur hidup. Aduh, apa tak tersiksa badan ini. Lagi-lagi uang.
Sama persisnya lagi dengan lagunya Bang Haji Roma Irama, yang berjudul Rupiah. Semua orang pasti kenal yang namanya rupiah. Memang sungguh luar biasa, yang bernama rupiah ini. Memang karena rupiah, orang menjadi megah, kalau tidak ada rupiah menjadi susah. Silakan mencari rupiah, tapi uang bukan segala-galanya. Ah terasa dinasehati bang haji Roma, hehehe. Saya nulis ini sambil dengerin lagunya Bang Roma. Hidup ini memang butuh rupiah. Asal berkah dan bahagia, dilarang serakah didalam mencari rupiah.
Hahaha...saya itu sebenarnya mau ngomong apa ya, kok bahas musik segala. Bahasa duit, alias bahas uang sesekali pengen menghibur diri. Mencoba untuk terus bahagia, walau dalam ketidakpunyaan uang. Bahagia saat punya uang, semua orang bisa. Tapi bahagia saat tidak punya uang, ah saya rasa tidak semua orang mampu. Yang penting jangan sampai tidak punya uang terlalu lama ya. hehehe. Sumpah lur, pikiran jadi ruyam, kepala jadi sakit jika tak punya uang. Apalagi jika punya cicilan yang harus dibayarkan tepat waktu. Serasa senam jantung.
Tapi saya mau cerita tentang uang kertas 75 ribu rupiah aja. Uang kertas yang beredar terbatas, uang yang terbit untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75 tahun. Uang kertas ini beredar tahun 2020. Dari desain dan warnanya menurut pendapat pribadi saya, ya lumayan bagus dan menarik. Walau sebagian besar masayarakat, uang kertas 75 ribu ini mirip mainan. Maka jangan heran, banyak orang yang menolak menerima sebagai alat pembaran. Warung-warung banyak yang enggan, minta uang jenis lainnya aja sebagai alat transaksinya.
Saya sendiri pernah mengalami hal seperti itu. Saat beli bubur ayam gerobak keliling, eh abangnya tak mau menerima. Walau sudah saya jelaskan, uang kertas ini asli, uang kertas keluaran baru. Abang penjual bubur tetap menolak. Tanpa memberikan alasan yang jelas. Apa ini akibat kurang sosialisai dari pmerintah. Atau masyarakatnya yang belum mendapatkan informasi akan keberadaan uang kertas 75 ribu in. Ah saya hanya bisa garuk-garuk kepala.
Seperti apa yang saya singung dijudul artikel ini. Uang kertas 75 ribu kehadirannya tidak diharapkan, Alias anak tiri. Lagian pemerintah juga aneh, menerbitkan uang kertas limited edisi segala. Limited edisi dalam jumlah besar, ya sama aja bohong hehehe. Sampai saat ini, saya belum pernah menjumpai lagi uang kertas 75 ribu lagi. Apakah sudah dicabut dari edaran atau gimana ya, saya sendiri juga belum tahu. Saya yang setiap hari belanja di pasar, belum pernah lihat, penjual dan pembeli menggunakan uang itu lagi.
Kasihan juga ni takdir 75.000
BalasHapusaku punya nih 2 lembar 75 ribu masih rapi aja takmasukin di dompet...ga kuapa apain. Dapatnya waktu lebaran kemaren..tukar uang baru
BalasHapussekarang sudah tidak ada di peredaran masyarakat
BalasHapusKrn suami kerja di bank, waktu peluncuran dia dapat tuh. Di suruh simpen ga boleh dipake. Kan aneh Yaa. Aku mah kalo duit, ya dipake, ntah utk belanja atau investasi. Tapi awalnya nurut aja Ama suami.
BalasHapus2022 pas bongkar dompet dan ngeliat tuh duit, langsung aku bawa ke bank, setorin ke rek ku 🤣. Jauh lebih berguna gitu drpd cuma ngendon di dompet 😂