Ya ya ya, hidup ini memang tempat masalah. Selalu ada saja persoalan yang bikin pening kepala.Selesai persoalan yang satu, akan datang lagi persoalan yang baru. Misalkan, jadi bujang itu tidak enak, karena dianggap tidak laku. Setelah menikah, akan ada lagi tantangan baru. Apa itu, anak. Harus membiayai ini dan itu, harus urus ini dan itu. Yang tidak punya anak? Tetap punya masalah, apa itu? Hukuman sosial, dikira mandul atau dikira terlalu mikirin harta sampai ketakutan punya anak. Atau takut hartanya dimakan anak. Gimana, serba repot bukan?
Wah soal anak, ada hal menarik nih. Kesuksesan anak itu kadang tergantung dari orang tuanya juga. Faktor gen ikut menentukan atau berpengaruh. Orang tua ganteng atau cantik, umumnya keturunannya juga ikut ganteng atau cantik. Orang tua yang punya kecerdasan tinggi, biasanya anak-anaknya juga cerdas-cerdas. Nah ini hal yang perlu diketahui sebagai orang tua, jika ada anaknya yang kecerdasannya dibawah rata-rata jangan suka menyalahkan anaknya. Ingat, faktor gen itu menentukan! Hahaha, ini nyindir diri sendiri lo!
Yadalah, omongan saya ini kok jadi ngawur. Kayak ada penyesalan hidup, hahaha. Dah ah, setiap orang punya takdir masing-masing. Ada yang ditakdirkan jadi orang kayak, ada yang ditakdirkan jadi orang miskin. Manusia hanya disuruh berusaha, soal hasil hanya Tuhan yang tahu. Manusia hanya disuruh menikmati kehidupan ini. Tak boleh ada rasa memberontak. Kalau ngeluh itu sudah bawaan manusia, cukup mengeluh secukupnya saja. Rasa sambat yang berlebihan, justru akan menjadi beban kehidupan itu sendiri. Bersyukur dengan apa yang ada, sambil terus bekerja untuk menuju keadaan yang lebih baik. Wow, tumben lurus nih ngomongnya.
Kembali kesoal anak aja ah! Punya anak ada hal yang sangat menggembirakan. Karunia Tuhan yang tidak ternilai. Karena apa? Karena merasa sempurna menjadi orang tua. Ada generasi yang akan meneruskannya. Nah, jika punya anak, jangan lupa tu urus dokumen akta kelahiran. Karena akta ini penting banget. Buat pelengkap saat anak masuk sekolah, melamar pegawai negeri atau pelengkap saat anak mau menikah. Jadi jangan diremehkan dokumen akta nikah ini ya. Bagi anaknya yang belum punya akta kelahiran, segera urus lah!
Kalau pengalaman pribadi ya, akta kelahiran anak ini bisa didapatkan di bidan. Dimana anak kita dilahirkan. Bidan yang menguruslah, yang penting kita bayar persalinannya. Kitanya menerima bersihnya. Kalau urus sendiri bisa kagak? Ya pasti bisalah. Apa Persyaratan yang harus dibawa atau dilengkapi?
Untuk mengurus akta kelahiran anak, anda cukup datang ke kantor kelurahan. Kalau dulu harus datang ke kantor catatan sipil. Pokoknya sekarang untuk urus dokumen keluarga lebi enak lah. Tidak begitu rumit. Praktis dan hemat biaya. Bahkan gratis tis, sumpah gratis! Oh iya, sebelumnya anda harus mempersiapkan dokumen seperti:
- Foto copy Surat nikah orang tua
- Foto copy KTP kedua orang tua
- Foto copy surat kelahiran anak, dari Puskesmas atau dari Rumah Sakit
- Foto copy Kartu Keluarga
- Foto Copy KTP saksi, dua orang
Saat datang ke Kelurahan yang asli dibawa ya, untuk jaga-jaga jika ditanyakan oleh petugas (KTP asli saksi tak perlu, cukup foto copy saja). Saat di Kelurahan, nanti kita disuruh isi formulir yang telah disediakan. Tulis atau isi dengan lengkap. Jika sudah selesai, serahkan kembali kepada petugas. Kapan jadinya akta kelahiran itu? Kalau tidak dalam antiran yang panjang, atau dokumen dinyatakan lengkap, hari itu juga jadi. Nanti kita disuruh pulang, dan dokumen akta kelahiran akan dikirim lewat whatsapp dalam bentuk dokumen PDF. Anda tinggal print ke tukang foto copy dah. Gimana, simple sekali bukan?
Muy cierto, por eso se nos hace corta la vida, porque la desperdiciamos y solo nos queda un poquito de alegrÃa.
BalasHapuskalo didaerah saja diminta oleh bidan saat lahiran mas, jadi bisa lewar jalur bidan juga.
BalasHapusVery nice info!
BalasHapusmantap mas...saya juga pernah mengurus ini kebetulan kelahiran anak pertama heheeh
BalasHapusCape dan ribet juga sih yah jadi manusia, kenapa sih manusia berkembangbiaknya dengan cara membelah diri saja seperti amuba..
BalasHapuskadang saya mikir gini, Daripada cape - cape pelihara ayam, bikin kandangnya, terus kasih makan tiap hari, terus kala induknya bertelur harus dikasih tempat telurnya, kenapa gak beli sate aja, kalau udah selesai dimakan, yah tinggal buang... tapi sebagai manusia yang berbudaya, logika ayam seperti itu mungkin bisa dibilang amoral..