Mengenang sedikit tentang Pasar Sukapura. Pasar ini adalah kebanggaan warga Sukapura. Pasar yang tergolong luas, dan berlantai dua. Pasar yang ramai pedagang dan ramai pembeli. Kalau pagi, transaksi jugal beli marak sekali. Parkiran sampai penuh. Pembeli harus rela berdesak-desakan harus rela sabar. Emang ada berapa lapak pedangan? wah lumayan banyak, bisa sekitar 700 pedang. Pasar Sukapura berderi sejak tahun 1992, era Gubernur Bapak Wiyogo Atmodarminto. Diresmikan pada tanggal 24 Juli 1992.
Usia Pasar Sukapura tergolong tua juga kan? Pasar yang pernah mengalami masa kejayaan saat KBN (Kawasan Berikat Nusantara) Cakung (orang umumnya menyebutnya Bulog) masih banyak pabrik berdiri. Dulu, saya belanja ke pasar ini biasanya sekitar jam dua malam. Emangnya beli apa? Beli pisang, sawi dan jajanan khas pasar. Buar apa? ya buat dijual lagi. Wah ceritanya pernah jadi profesi pedagang ya. Iya itu dulu, pedagang depan pabrik KBN Cakung.
Kalau musim hujan, wah tak kebayang dengan genangan airnya. Bisa sampai sepaha orang dewasa. Mesin motor roda dua tenggalam, apesnya jika sampai mesin motor mati. Ngenes sekali. Sudah begitu sampah menggunung, dengan ribuan lalat terbang kemari. Hahaha....sedapnya tak terkira. Tutup hidung pokoknya mah. Tapi itu dulu, kini saya perhatikan, sampah sangat rapi dan bersih. Pengangkutan sampah sepertinya sudah rutin.
Saat saya ke Pasar Sukapura, masih dalam tahap perbaikan. Semoga bisa segera selesai sesuai rencana. Sehingga saat memasuki musim penghujan, pasar aman dari genangan air. Alias tidak banjir. Gimana tidak banjir? Posisi Pasar Sukapura lambat laun makin rendah dari jalan raya Semper-Cakung. Ya kita lihat saja bagaimana nanti saat musim penghujan. Harapan para pedagang mah aman-aman saja. Kalau sampai kena imbas dari banjir, pegadang juga yang rugi. Sepi pembeli, plus barang dagangnya ada yang terhanjug oleh banjir.
Bagian apa saja yang diperbaiki dari Pasar Cakung? Ini pertanyaan yang menarik. Sebenarnya saya ingin mewancarai pedagang pasar atau pemborong bangunan. Tapi ada rasa tak enak, takut nanti dikira wartawan. Lebih parahnya nanti dikira orang gila, hehehe. Ini saja hasil photo curian, alias main petak umpet biar tak ketahuan. Kenapa tidak pede seh? Saat saya momotret Pasar Cakung, hanya mengenakan celana kolor plua kaos T-shert. Kagak bakalan orang percaya jika saya ini seorang penulis online. Dari tampangnya saja tak meyakinkan.
Wah pertanyaannya belum terjawab ya. Perbaikan Pasar Cakung masih sekedar perbaikan langit-langit dan atap pasar. Plus pengecatan dengan warna baru. Warna cat kuning lebih dominan. Dan perbaikan saluran air, seperti yang saya singgung diatas. Sebernarnya jawaban pertanyaan tersebut sudah saya singgung di paragraf pertama ya. Tapi tak apalah diulang kembali, biar artikel ini kelihatan panjang gitu.
Saya perhatikan, bagian tembok sudah ada yang retak dan mengelupas. Semoga saja perbaikan Pasar Cakung tersebut meliputi bagian tembok tersebut. Itu tidak hanya sekedar harapan saya, tapi harapan pedagang yang sempat mengeluh ke saya. Keluhan yang sepintas, karena saya juga tak mendengarkan dengan seksama. Kita tunggu hasilnya nanti, sebatas mana perbaikan Pasar Cakung ini. Yang jelas, pedagang sudah mengucapkan terimakasih dengan langkah perbaikan ini. Alhamdulillah.
Wah untuk sekelas pasar tradisional, mantap juga renov-an dari depannya. Sentuhannya modern. Semoga perbaikannya menyeluruh biar pembeli dan penjual menjadi nyaman berbelanja. Tpi memang tidak hanya pemerintah aja, kesadaran masyarakat pun juga perlu menjaga pasarnya, kalau sudah bagus. Biar sustainabilitynya dapat terjaga jangka panjang
BalasHapusSemoga juga jadi tiruan juga bagi pemerintah lain agar memperhatikan pasar tradisional di daerahnya masing-masing. Pasar yang becek emang bikin males wkwk
Semoga sehabis perbaikan benar-benar terbebas dari banjir.
BalasHapusAlhamdulillah ya mas... semoga dgn adanya perbaikan ini, makin menambah aktivitas yang menguntungkan baik bagi para penjual maupun pembeli di pasar.
BalasHapusHarapan masyarakat tuh tak macam2. Pasar bersih, transaksi nyaman. Ketersediaan barang cukup. Soal kursi, pangkat dan jabatan, silakan kalian yang di atas sana. Mau berantam, mau saling hujat, ya up to you. He he
BalasHapusSemoga ya mas, beneran menyeluruh nantinya diperbaiki. Jadi kan penjual dan pembeli sama2 enak. Dulu zaman masih kerja, aku selalu lewatin pasar di area Kemayoran, ntahlah apa namanya. Tapi pernah waktu musim hujan, ya ampuuun sampe selutut banjir dalam pasar, dan penjualnya ttp jualan :(. Sedih aja sih...
BalasHapus