Kluyuran itu penting, jalan-jalan sepertinya menjadi keharusan. Sebab apa? Orang yang tidak mau keluar rumah, alias ngelayap akan seperti pepatah, katak dalam tempurung. Pengetahuan akan hal luar akan terbatas. Dan biasanya, orang yang tidak keluar rumah, punya idealisme tinggi. Menuntut semua harus ideal seperti apa yang dibayangkan. Jika tidak ideal, mereka akan marah-marah. Dan mudah menghakimi orang lain. Kenyataannya, dunia ini tidak ada yang ideal. Dunia ini selalu berubah.
Iya dunia ini selau berubah, mengikuti zamannya. Jadi orang itu harus konsisten, oh tidak bisa. Pasti akan mengikuti perkembangan keadaan. Mau tidak mau, ya harus mengikuti arus. Jika ingin melawan, siap-siap akan menjadi orang terasing atau asing. Aduh, saya ini bicara apa ya hahaha. Kata pembukanya kayak orang bergelar profesor atau pengamat politik saja.
Saya pengen berbagi pengalaman saat perpanjangan SIM di Gerai Koja Trade Mall, Koja Jakarta Utara. Alamat lengkapnya Jalan Kramat Jaya Raya, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. Letaknya tidak jauh dari Masjid Islamic Center Koja maupun Pasar Jaya Koja Baru. Kalau nama jalan mungkin sedikit asing ya,Kramat Jaya Raya, orang akan lebih mengenalnya dengan Kramat Tunggak. Karena Kramat Tunggak sedikit gimana gitu, maka kini diganti dengan nama Kramat Jaya Raya. Kramat Tunggak identik dengan tempat lokalisasi, tempat berkumpulnya kupu-kupu malam.
Saat awal Koja Trade Mall dibuka, saya sering kemari, suasana sepi. Minat masyarat untuk berkunjung begitu rendah, belum lagi kios-kios yang kosong. Seingat saya, dulu lantai atas buat olah raga footsal. Gimana kios tidak banyak yang kosong, Koja Trade Mall ini sangat berdekatan dengan Pasar Jaya Koja dan Ramayan Mall. Persaingan begitu ketat. Belum lagi, jalur mengarah ke Koja terkenal dengan kemaceten yang begitu parahnya. Waktu abis tersita di jalan raya.
Karena cukup lama saya tak main ke Koja Trade Mall, saya pun dibuatnya keder saat ingin masuk ke mall ini. Ingin parkir kendaraan motor lewat mana, saya kok gelagapan. Jadi orang kebingungan. Saya sempat pula bertanya ke abang ojek online. Dan saya, tetap linglung kebingungan. Entah pikiran saya kurang focus atau akibat tubuh kurang cairan, Dehidrasi. Dan akhirnya saya pun memilih parkir di area Pasar Jaya Koja Baru saja. Aduh kenapa saya bisa sebingung itu ya, hanya sekedar ingin parkir hahaha.
Saya pun menu ke Koja Trade Mall yang bersebrangan dengan Pasar Jaya Koja Baru. Di pintu utama mal, saya bertanya ke petugas security, lantai keberapa gerai perpanjangan SIM. Petugas security memberikan arahan, silakan naik eskalator kemudian belok kiri. Saya pun mengikuti petujuknya, dan akhirnya saya pun bisa menemukan letak gerai perpanjangan SIM tersebut. Hati terasa lega.
Saat itu suasana Gerai Pelayanan Perpanjangan SIM Koja Trade Mall kelihatan sepi. Tidak begitu banyak antrian. Tidak sampai lima orang. Beda halnya saat saya perpanjang SIM di Mal Artha Gading, sampai mengular bahkan dibatasi hanya sekitar 200 orang. Atau mungkin belum banyak yang tahu tentang keberadaan gerai SIM ini? Entahlah. Yang jelas, saya pun senang tidak terjadi antrian. Bisa hebat waktu.
Apa persyaratan perpanjangan SIM? Oh cukup membawa KTP dan SIM yang ingin diperpanjang waktunya. Apakah perlu di foto copy KTP dan SIM? Jika lupa memfotocopy dokumen tersebut, nanti petugas pelayanan yang akan memfotocopykan, pastinya dikenakan biaya ya. Jika dokumen sudah diserahkan di loket, selanjutnya menunggu antrian untuk panggilan memotretan.
Ada cerita menarik saat sesi pemotretan. Petugas menyuruh saya menghadap ke kanan, menghadap kamera. Saya pun menghadap kamera. Karena kursinya bukan kursi putar, ya otomatis yang menghadap hanya kepala, Bagian tubuh diam."Menghadap kamera, bukan menoleh", petugas sedikit mempertegas intruksinya. Saya sempat bingung antara kanan dan kiri, saya merasa sudah benar menghadap ke kanan. Woalah, saya harus posisi duduk miring agar bisa lurus menghadap kamera. Lain waktu, ganti itu kursinya dengan kursi putar, hahaha.
Biaya perpanjangan SIM berapa? Nah ini masalahnya. Tidak ada informasi tertulis yang tertempel di gerai. Hanya biaya cek kesehatan yang tertera, 35 ribu rupiah. Saya pun sempat was-was dan kawatir jika uang saya tidak cukup. Maklum tanggal tua, uang di dompet sangat terbatas, isinya lembaran kertas dengan nominal kecil. Pokoknya hati ini sangat ketar-ketir. Kalau sampai kurang, bisa pulang dulu. Betapa malunya.
Tidak berselang lama setelah sesi memotretan, jadilah SIM baru saya. Petugas menanyakan apakah perlu pakai anti gores? Pikiran sempat bingung, anti gores? Kalau pakai antri gores jadi berapa? "295 ribu rupiah", kata petugas. Saya pun menghitung uang yang ada di dompet, untuk memastikan uang saya cukup. "Bolehlah". Alhamdulillah, uang saya cukup dan masih sisa buat beli minuman. Saya pun pulang dengan hati bahagia, kini SIM C baru lagi. Jadi biaya perpanjangan SIM C berapa? Hitung sendirilah!
Sebetulnya biaya perpamjang SIM itu ga mahal amat ya,lebih mahal biaya perawatan dan beli kendaraannya,tapi kadang suka malez dan telat waktu bayar, dan akhirnya ngantri,tapi kalau sekarang lebih mudah cara pembayarannya,pastinya akan membantu banget.
BalasHapusSIm C aku mati hahaha, dan aku agak males kalau harus ujian lagi dari awal. Kalau di kotaku sini, juarang banget orang yang tes SIM C langsung lolos, yang ada malah berkali kali.
BalasHapusMakanya aku wanti-wanti untuk SIM A aku yang awal tahun depan mau mati, kalau bisa jangan sampe telat kayak SIM C
Hah .... ? Biaya perpanjangan sim plus anti gores 295 ribu? Emaakk mshal betul tul tul ....
BalasHapusAku terakhir perpanjangan sim di layanan sim keliling. Antri dari pagi hari jam 7 agar tidak kehabisan kuota. Baru buka jam 8 hingga akhirnya pukul 9 urusan perpanjangan sim selesai. Lumayan cepat sih, yang lama hanya proses antrinya saja.
BalasHapus