Tahun politik, dimana-mana ngomongin soal politik. Hampir semuanya urun rembug soal urusan negara. Ada yang begitu menggebu, karena fanatik dengan partai dan jagoannya. Ada yang adem ayem, tidak mau ambil pusing karena sadar dengan dirinya sendiri. Ada yang cuek, ngurusin diri sendiri aja begitu sulit, untuk apa mengurusi negara, biarkan orang yang berhak saja. Ya ya ya, itu semuakan sekedar pilihan. Kehidupan ini semuakan sebenarnya hanya ASA, tidak ada yang pasti. Hanya sekedar main tebak-tebakan dan berharap.
Kalau saya secara pribadi, soal pemilu itu saya anggap seperti kulineran saja. Lima tahun lalu saya ingin sayur asem, dan tahun ini saya ingin rendang. Dah begitu saja. Karena politik Indonesia itu unik, semunya orang baik. Dunia ini, semakin lama ya semakin komplek semakin semrawut dan penuh huru-hara. Tidak ada ceritanya, dunia semakin lama semakin baik. Karena dunia ini kan dirancang mau dimusnahkan oleh sang Maha Pecipta, alias Tuhan. Sama halnya negara Indonesia, semakin kesini ya semakin banyak hutang, karena rakyatnya lebih banyak yang mengharapkan bansos daripada memberi ke negara (bayar pajak). Termasuk saya, hahaha.....
Yang penting semuanya dalam koridor hukum ya. Alias damai dan yang demo tetap santun. Sebab jika tidak ada yan demo, negara juga kelihatan sepi. Kurang seru. Alaaah, jagi terlalu jauh ngomongin negara, ya sudahlah. Enaknya kita ngopi saja. Biar pikiran tenang, mata juga melek. Terus jadi lebih bersemangat ngomongin orang, eh maksud saya, lebih bersemangat untuk berkerja.
Hidup tidak perlu sambat. Karena teman yang disambati juga punya masalah. Bisa jadi, problemnya lebih gede. Hanya saja, dia tidak mau berkeluh kesah. Terus enaknya gimana? Main ke warung kopi saja. Sruput kopi kesayangan, kalau kopi idola saya biasanya kopi merk ABC. Sehari bisa abis tujuh gelas. Sampai lupa makan seharian. Cocok buat melupakan sang mantan, hahaha.
Oh iya, saya semakin jarang up date blog. Karena lagi sibuk ngelola tiga channel youtube. Sebenarnya saya lebih suka menulis, karena bisa menyampikan uneg-uneg. Isi kepala jadi plong setelah menulis. Tapi sekarang eranya visual atau video, ya mau tidak mau mengikuti arus, demi dapur tetap ngebul. Apalagi, job menulis juga makin sepi. Mengandalkan iklan dari blog juga gimana gitu, hehe. Google menganaktirikan blog. Atau mungkin orang lebih tertarik menonton video daripada membaca? Entahlah!
Woalah, ngomongnya sudah jauh. Tapi tempat warung kopinya tidak diceritakan. Ya maaf. Saya terbiasa bangun jam tiga pagi, biasanya keluyuran dan nanti pulang adzan subuh. Kali ini, saya mampir di warung Agus, asal daerah Sumedang yang sudah lama merantau di Jakarta. Warung kopi yang berada di Pasar Cakung, Jakart Timur. Warung kopi di tengah keramaian pasar. Menikmati kopi sambil melihat kesibukan orang bertransaksi jual beli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar