Email: djangkarubumi@yahoo.com

Oh ini Penyebab Kekacauan di TPS, Tugas Anggota KPPS Pemilu Terlalu Kompleks Seh!

Sampai saat ini, tugas anggota KPPS bagian si rekap belum kelar juga. Aduh, kok bisa begitu seh ya. Pencoblosan sudah hampir seminggu, eh si rekap masih ngadat dan ada kendala. Ini salah siapa seh? Kan kasihan anggota KPPS. Sudah kerjanyas sampai subuh, sampai tidak sempat makan, bahkan ada yang sambat kepala pening sebelah, dan ada juga yang ngeluh perutnya mulai sakit. Ternyata, kerjanya belum tuntas juga. Tahun ini, adalah pemilu yang penuh tantangan bagi anggota KPPS. Kelihatannya kerjanya ringan, wow ternyata......!

Eh sudah ada yang tahu belum apa itu KPPS? Bagi yang belum tahu, akan saya jabarkan sedikit tentang KPPS. Kepanjangan KPPS adalah Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. Anggota KPPS ada berapa seh? Anggota KPPS ada tujuh orang dan 2 orang Pamsung. Eh apa itu Pamsung, Petugas Keamanan Langsung. Kalau dulu, kita kenal dengan nama Hansip, Organisasi Pertahanan Sipil. Bagaimana, sudah sedikit pahamkan apa itu KPPS? Belum!

Gaji KPPS berapa seh? Aduh, ini pertanyaan yang sering dilontarkan orang pada umumnya. Dikit-dikit nanya gaji KPPS. Tapi tidak mau mengerti pekerjaan KPPS. Pekerjaan anggota KPPS itu lumayan berat dan tanggungjawabnya juga berat. Kalau dipikir-pikir, antara gaji dan kerjaan KPPS itu tidaklah seimbang. Maka jangan heran, jika orang yang punya pekerjaan tetap, tidak mau menjadi anggota KPPS. Masih seh? Iya.... hahaha.

Coba ceritakan sedikit pekerjaan anggota KPPS, saya kok jadi penasaran. Okelah kalau begitu. Sebelum dilaksanakan hari pencoblosan, anggota KPPS mengikuti Pelantikan dan BIMTEK. Aduh ada istilah lagi, apa itu BIMTEK? Ya ampun, BIMTEK saja sampai tidak tahu! BIMTEK kepanjangan dari Bimbingan Teknis. Bagaimana sudah ngerti belum, entar ada pertanyaan lagi bikin lupa mau nulis apa. Eh Emosi ya!


Tiga hari sebelum dilaksanakan pemungutan suara, anggota KPPS keliling kampung untuk memberikan surat undangan, atau surat pemberitahuan pemungutan suara kepada pemilih. Untuk tahun ini, setiap TPS (Tempat Pemungutan Suara) mendapat jumlah maksimal 300 orang hak pemilih. Apa tidak gempor itu kaki keliling kampung, hahaha. Nama-nama pemilih yang terdaftar juga asing bagi anggota KPPS, bingung juga mencari alamat rumahnya.

Bagi saya, jumlah pemilih 300 orang itu lumayan banyak. Eleh 300 orang kok banyak seh, dikit kale? Eh jangan salah, 300 orang dikalikan 4 atau 5 lembar kertas suara. Ukuran lembar kertas suara tergolong gede juga, karena banyak partai dan lumayan pula banyak anggota calon legelatif yang mendaftar. 300 x 4 sudah 1200 lembar kertas suara, itu yang di kota, yang di desa dikalikan 5 karena ada kertas surat suara DPRD Kabupaten.

Tidak kebayang berapa waktu yang akan dibutuhkan sekedar untuk pencoblosan. Jika satu orang membutuhkan waktu 5 menit, dikali 300 orang. Sangat menyita waktu bukan? Belum lagi pemilih yang lagi sakit dan tidak bisa datang ke tempat TPS, anggota KPPS harus datang ke rumahnya. Kalau ada yang dirawat di Rumah Sakit? Tetap harus mendatanginya. Ya ampun!



Satu hari sebelum pencoblosan, anggota KPPS harus menyiapkan tempat TPS (Tempat Pemungutan Suara). Tempat yang nyaman dan aman bagi pemilih yang akan menggunakan hak suaranya, serta surat suara dan perlengkapannya. Pasang tenda gitulah. Eh tidak hanya itu saja, juga menyiapkan meja dan kursi. Tu kan, tidak kebayang betapa repotnya menjadi anggota KPPS, harus punya skil segala-galanya. Harus siap menjadi kuli juga, hahaha.

Lah, kan semuanya ada anggarannya? Iya seh, tapi kan anggarannya minim juga. Jika menggunakan tenaga luar atau orang lain, mana cukup? Makanya harus sehemat mungkin, mau tidak mau ya harus dikerjakan anggota KPPS sendiri. Pemilu kan serentak, sewa tenda juga berebut. Siapa yang duluan. Mencari sewa tempat saja juga dah pusing, apalagi sewa meja dan kursi, hahaha. Musim hujan, tambah bikin ketar-ketir anggota KPPS.


Pemilu tahun ini sedikit unik dan rumit. Anggota KPPS harus  menyediakan mesin printer juga. Tu kan, anggota KPPS juga harus siap menjadi tukang atau petugas photo copy, hahaha. Formulir yang jumlahnya banyak dan harus siap di photocopy nantinya. Peserta partai yang lumayan banyak, pastinya jumlah saksi dari presiden atau partai yang hadir juga banyak. Inilah yang merepotkan, karena semuanya minta salinan photocopyan hasil dari pemungutan suara. 

Belum lagi dengan adanya aplikasi sirekap. Anggota KPPS harus memotret setiap hasil form dan diunggah ke aplikasi sirekap. Jatah anggaran untuk beli kuota internet hanya 50ribu, eh mintanya aneh-aneh saja. Dapat berapa kuota internet jika anggaran 50 ribu? Apakah bisa diajak ngebut saat mengunggah hasil jepretan tersebut? Wassalam dah!

Aplikasi sirekap yang penuh masalah, karena down. Gimana tidak down, aplikasi yang digunakan dengan bersamaan seluruh anggota KPPS Indonesia. Servernya letoy! Hal ini saja sudah sangat menyita waktu bagi anggota KPPS. Eh yang disalahkan anggota KPPS, kutu kupret itu KPU. Bagi anggota KPPS yang menggunakan handphone murahan, pasti sambat dah. Tu kan, anggota KPPS harus bermodal handphone canggih. 

Menghitung jumlah hasil pencoblosan saja sudah menyita waktu dan menguras energi. Jika tidak ada masalah, selesai penghitungan suara kelar jam sebelas malam. Tapi jika ada kendala atau selisih suara, wow amazing banget, pulang pagi dah. Karena harus mencari letak kesalahannya. Hitung ulang dan tipek-tipek. Sebagian anggota KPPS sambil bersih-bersih dan rapi-rapi tempat, karena menempati area jalan umum. Tu kan tugas anggota terlalu kompleks, jadi jangan heran jika ada keruwetan dan kekacuan. Belum lagi buku panduan yang dibagikan terlalu mepet dengan hari mencoblosan. Mana bisa mempelajari dengan baik?

Berita Terkait

11 komentar:

  1. Iya mas..memang sungguh berat tugas anggota kpps, sampai ada yg balik pagi lagi, sebelumnya juga udah repot persiapkan segala macam keperluan untuk nyoblos dan sebagainya, kadang di lapangan ada saja yg jadi kendala, mudah"mudahan semua lelah akan terbayar.

    BalasHapus
  2. Ternyata berat banget ya tugas petugas kpps. Jadi kalo ada yang meragukan kerjanya, coba suruh daftar jadi petugas kpps pemilu depan.

    BalasHapus
  3. Banyak yang mengeluhkan hal serupa, salut pada anggota KPPS, semoga pemilu berikutnya tidak terjadi hal ini dan sistemnya diperbaiki.

    BalasHapus
  4. Moga moga semuanya lancar, meski banyak sekali kendala di lapangan karena tugas yang memang berat, tapi mudah mudahan bisa sesuai tujuan. Salut untuk yang berpartisipasi menjadi petugas dan menjalankan tugasnya dengan tulus ikhlas dan semoga benefit yang didapatkan sepadan dengan kerjanya

    BalasHapus
  5. Saya ga ikut jadi anggota KPPS, karena TPS berada sebelah rumah, dan Ketua KPPS nya masih keluarga saya, saya jadi tahu kesibukan dan keruwetan mereka. Disisi lain saya setuju adanya sirekap, kita bisa liat C1 secara daring

    BalasHapus
  6. Betul juga ya. Di desa, meski 300 undangan pemilih yang diantarkan, tidak masalah. Karena umumnya petugas kpps dan si pemilik alamat saling kenal.

    BalasHapus
  7. Disana pasangan capres dan cawapres nomer berapa mas yang unggul?

    BalasHapus
  8. Mas, aku baca dan bayangin tugas mereka aja langsung auto migren. Ga kebayang terjun langsung sebagai team kpps nya. Ga heran banyak yg sakit sampai meninggal 😔

    BalasHapus
  9. Setiap kali Pemilu juga pasti mencabar dalam melaksanakan tugas bagi pekerja-pekerja yang ditugaskan menjaga Pemilu.

    BalasHapus
  10. Kebetulan pemilu kemarin saya terpilih menjadi anggota KPPS,,,bayarannya bisa dibilang ya lumayanlah,,,tapi ternyata tidak sesuai ekspektasi,,,bukan masalah pembayarannya,,,tapi masalah kerjanya,,,harus begadang sampai adzan shubuh baru kelar pekerjaan,,,benar benar melelahkan,,,

    BalasHapus

 
Back To Top