Aduh, enaknya jalan-jalan terus kulineran. Hidup terasa sempurna, hidup terasa indah. Memang sudah seharusnya, hidup ini dibawa santai dan selalu bersyukur. Semakin bersyukur, Tuhan akan menambahkan nikmat. Nah, kalau tidak mau bersyukur, hidup hanya mengeluh dan sambat. Siap-siap dengan azab Tuhan yang pedih. Kalau menuruti hal kekurangan dan ngeluh, hidup ini akan terasa sumpek. Karena suka mengeluh itu termasuk penyakit, maka harus disembuhkan atau dibuang itu penyakit. Hahaha...., sok sotoy saya ini mah. Sok alim!
Bagaimana caranya agar bisa menikmati kehidupan ini? Wow pertanyaan yang super. Pertanyaan yang keren banget. Agar bisa menikmati kehidupan ini adalah sering keluyuran, sering jalan-jalan, sering keluar rumah. Dengan seringnya wisata, kita akan punya banyak pandangan tentang kehidupan ini. Melihat kesibukan orang lain dalam mencari rezeki, dengan aneka profesi. Belum lagi mereka berjuang dengan cuaca yang esktrim, entah panas matahari yang terik, atau saat hujan deras mereka kebasahan.
Nah saat jalan-jalan, jangan lupa untuk berkulineran. Mencicipi aneka menu atau kue jajanan pasar. Hemm, ada rasa kepuasan dan kebahagian tersendiri. Ternyata hidup ini sungguh luar biasa, sebuah anugrah yang indah. Setiap perjalanan akan tercipta sebuah kenangan yang membahagiakan. Selalu ada cerita yang akan dikenang. Dengan sendirinya, beban hidup akan terlupakan. Rasa bersyukur akan datang dengan sendirinya.
Wah wah, saya kok jadi gimana gitu. Bahas kulineran, malah terasa menggurui. Tak apalah ya, saya hanya ingin mengajak untuk tetap bersyukur dengan apa profesi yang dijalani. Selama itu sebuah pekerjaan, tetap harus bangga. Apalagi itu pekerjaan yang mampu menghidupi atau mencukupi kebutuhan keluarga. Tidak perlu gengsi, tidak perlu malu. Betul kagak?
Salah satunya contohnya Pak Dirin. Beliau sudah menekuni profesi sebagai penjual kue putu bumbung selama 20 tahunan. Saya pun sempat kaget dan tidak percaya. Saya pun nyeletuk" 20 tahun sebagai penjua kue putu bumbung, seharusnya rumah sudah terbeli". Pak Dirin pun menjawab "Alhamdulillah, rumah sudah terbeli, punya sendiri. Sudah bisa berkeluarga dan punya anak tiga". Saya pun tambah takjub. Hebat sekali Pak Dirin ini.
Oh iya, Kue Putu Bumbung ini berasa dari daerah Jawa Tengah. Yang awalnya saya kira kue putu bumbung asal Jawa Barat. Putu kalau menurut bahasa jawa adalah cucu. Dan bumbung adalah potongan bambu yang masih bulat atau utuh. Jadi Kue Putu Bumbung adalah kue yang dicetak menggunakan bambu kucil. Walau pun kini ada istilah plesetan, Putu singkatan dari Pencari Uang Tenaga Uap.
Memang tidak dipungkuri, cara memasaknya menggunakan tenaga uap dari air mendidih. Sehingga menghasilkan suara yang berisik. Ya mirip suara dari teko saat memasak air tatkala air sudah panas mendidih. Bahan dari Kue Putu Bumbung apa seh? Awalnya saya kira terbuat dari tepung ketan. Ternyata dari tepung beras biasa. Tepung beras ditumbuk, sampai membentuk butiran kecil halus.
Saat hari biasa, diluar bulan ramadan. Pak Didin bisa menghabiskan beras 5 kg. "Orang-orang sudah kenyang saat berbuka puasa, jadi jarang yang jajan", Kata Pak Didin. Terus kalau bulan puasa abis berapa beras? Katanya hanya 3 kg. Itu pun sudah mentok. Nasehat dari Pak Didin." ELKUSLA, Eling Kuat dan Sehat Selalu". Oh iya, Pak Dirin biasa menjajakan kue tradisionalnya di perumahan Kavling Bumi Kahuripan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Bekasi, Jawa Tengah.
Ini salah satu kue tradisional kegemaran saya,kue putu bambu, unik karena masaknya masih pake bambu dan berbunyi tuuut...kalo tempat saya dulu pake pikulan,Sekarang sudah ada yg pake gerobak, sepeda juga ide bagus karena bisa keliling.
BalasHapusI love street delicacies too. When street delicacies are mentioned in Turkey, desserts come to mind.
BalasHapusya ampuuuun si bapak bisa ga diminta lewat ke h.ten?? hahahahha aku jarang nih ketemu kue putu yg enak mas. adaa yg tiap malam lewat, tapi ga enak. keras, ga lembut. jadi males belinya. paliing suka kue ini. apalagi kalo sekalian jualan klepon juga
BalasHapusSaya juga suka kue putuu...
BalasHapusApakah disebut kue putu (cucu) karena kecil-kecil ya?