Semenjak Korona melanda, banyak sekali penjual keliling. Wah sampai tidak kehitung dah jumlahnya. Pastinya aneka jajanan. Apakah itu pertanda, pemerintah tidak atau belum mampu menciptakan lowongan pekerjaan bagi rakyatnya. Atau mungkin ini sebagai tanda kemandirian rakyatnya. Ah semua tergantung dari sisi sudut memandangnya. Bisa jadi ini sebagai kreativitas dan semangat rakyatnya. Tidak mau hanya mengandalkan uluran bantuan pemerintah saja. Bahwa rakyatnya juga punya daya dan upaya.
Ah pembicaraan saya kok menyerempet masala politik, hehehe. Mungkin saya cocoknya jadi politikus nih. Itu lo, orang yang suka mengkritik kebijakan pemerintah. Yang lebih sok tahu dari pemerintah. "Pemerintah itu harusnya begini, tidak boleh begitu" dan sebagainya. Atau mungkin yang lebih esktrem, "Turunkan pemerintah, ganti pemimpin". Alaaah........
Aduh, jika bahas politik, eh tiba-tiba perut saya keronconga. Lapar mendadak. Eh tapi tidak perlu kawatir, soal lapar ada solusinya. Apa itu? Ya jajan atau kulineran roti bakar keliling. Kali ini, roti bakar gerobak keliling Barokah. Roti bakar gerobak keliling yang biasa lewat depan rumahku. Sebenarnya ini cerita lama, dan si penjual Roti Bakar Gerobak Keliling kini tidak pernah lewat depan rumahku lagi.
Roti bakar gerobak keliling ini, biasanya lewat depan rumahku sekitar jam delapan pagi. Jadi pas banget sebagai menu sarapan pagi. Makan roti bakar, berteman kopi susu. Wow lengkap sudah. Dunia terasa begitu indahnya. Tukang kredit lewat, tidaklah tampak di mata, hehehe. Kalau pagi, saya memang menghindari menu-menu yang berat, inginnya menu yang ringan semisal cemilan. Maklum, lagi program diet, ingin menguruskan badan.
Bisnis roti bakar keliling, sepertinya tidak begitu memerlukan modal besar. Apalagi kini bisa dengan sistem bagi hasil atau sistem setoran. Ada juragannya gitu dah. Jadi si penjual hanya tinggal keliling saja. Gerobak dan bahan lainnya sudah disediakan oleh si bos besarnya. Malamnya tinggal dah hitung-hitungan. Laku dan sisa berapa. Si penjual tidak begitu menanggung resiko.
Roti bakar sangat diminati, karena kepraktisannya. Apalagi dunia yang semakin sibuk dan dituntut kecepatannya. Maka menu sarapan pagi yang efesien adalah roti bakar. Penyajiannya juga tidak begitu repot, tidak begitu memakan waktu lama. Paling banter antriannya berkisar lima menitan. Roti bakar keliling bisa menjadi solusi bagi yang ingin serba wus wusssss.....
Harga roti bakar juga sangat terjangkau. Berkisar lima ribuan dan sepuluh ribuan. Tregantug besar dan kecilnya dari roti bakar itu sendiri. Rasa bagaimana? Ada banyak varian rasa, dari coklat, keju, stroberi dan sebagainya. Saya sendiri tidak begitu hafal. Sebab saya lebih suka yang rasa keju. Maklum gigi sudah tidak mau diajak kerjasama dengan hal-hal rasa manis, hehehe.
Usaha roti bakar juga punya tantangan tersendiri. Khususnya dimusim penghujan. Pelanggan biasanya enggan keluar rumah. Nah itu yang bikin sedih bagi si penjual roti bakar gerobak keliling. Ya setiap bisnis atau usaha, pastinya punya cerita tersendiri ya. Ada tantangan dan lika-likunya. Kadang laris, ya kadang sepi. Disinilah penjual roti bakar dituntut untuk berkreativ, tekun dan bisa membaca kebutuhan pasar. Dan yang tidak kalah pentingnya tetap ramah dan murah senyum. Selalu penyapa pelanggan, agar mau keluar rumah, hehehe. Roti bakar, roti bakar, roti bakar anget!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar