Pilkada, Pemilihan Kepala Daerah. Pilkada serentak dimulai dari tahun 2005, pada bulan Juni. Semenjak berlakunya Undang-Undang No 32 Tahun 2004. Nah kalau di Jakarta untuk Pilkada 2024 diikuti tiga pasangan calon, yakni Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Ponngrekun-Kun Wardana dan Pramono Anung-Rano Karno. Untuk pasangan urut nomor satu, Ridwan Kamil-Suswono diusung oleh 14 partai dari PKB, Gerindra, Golkar, Partai Nasdem, Partai Gelora, PKS, Partai Garuda, PAN, PBB, Demokrat, PSI, Partai Perindo, PPP dan Partai Gelombang Rakyat Indonesia.
Sedangkan paslon nomor urut dua, pasangan calon perorangan. Pencalonan bukan lewat parta. Paslon nomor urut tiga, ah pastinya sudah bisa ditebak. Dari partai mana? Itu lo, partai yang berlambang kepala banteng. Oh Partai PDI Perjuangan yang ketua umumnya Ibu Mega? Betul sekali. Palslon nomor urut tiga yang mengusung tidak hanya dari partai PDI-Perjuangan, tapi juga dari Partai Hanura. Oh berarti yang mengusung dua partai ya? Tepat sekali!
Pilada Jakarta untuk tahun ini, kelihatan adem ayem saja. Sedikit sekali mobilisasi massa. Beda dengan pilkada sebelumnya, yang penuh eroik dan gemuruh. Entah kenapa bisa berbeda mencolok seperti itu. Apa karena ketiga paslon itu menghemat dana atau gimana ya? Ssst jangan prasangka buruk. Atau mungkin sama-sama susah yakin menang, sehingga tidak perlu kampanye yang gede-gedean. Entahlah! Yang jelas, pilkada tahun ini tidaklah begitu bisa menarik hati masyarakat yang luas.
Nah jangan heran, jika pilkada tahun ini, TPS (tempat pemungutan suara) nampak sepi. Saya terheran-heran, kenapa bisa sesunyi ini. Sedangkan tiap TPS mendapatkan jatah kertas suara berkisar 500-an lembar. Berarti ada sekitar 500 orang yang akan menggunakan hak pilihnya. Kalau itu semua orang hadir, akan ada antrian yang luamayan panjang. Ya paling tidak, TPS akan kelihatan ramai dengan orang yang berlalu-lalang dalam pencoblosan.
Generai muda, atau pemilih muda kurang gereget dengan politik pilkada Jakarta. Yang hadir, lebih banyak dari generasi tua. Mungkin bagi mereka, tiga paslon yang ada, misi dan visinya tidak begitu berbeda, ya hampir mirip-mirip. Isu-isu yang dilontarkan bagi paslon, terlalu datar. Atau anak muda lebih suka berkreasi, mumpung hari libur. Ah, itu sekedar asumsi.
Pilkada Jakarta dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024. Dan Alhamdulillah bisa berjalan dengan lancar. Hasil perhitungan cepat sudah mulai ada, dimenangkan oleh nomor urut tiga, yaitu pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Sekali lagi, itu hitungan Qoick Count. Untuk resminya menunggu pengumuman dari KPU DKI, yaitu sekitar tanggal 15 atau 16 Desember 2024.
Pilkada Jakarta apakah akan berlangsung dua putaran? Wah ini jawaban yang masih mengambang. Karena menurut hasil perhitungan qoick count, hasil persentasi antara paslon nomor urut satu dan nomor utur tiga, nampak malu-malu kucing. Sehingga untuk mengklaim satu putaran, juga agak ragu-ragu. Beda halnya jika paslon nomor urut tiga hitungan cepat mendapatkan 70%, bisa ditebak satu puratan. Jika hanya mendapatkan 50,...%?
Jika benar-benar dua kali putara, kapan akan diadakan pencoblosan pilgub Jakarta lagi? Menurut peraturan Undang-undang 2 tahun 2024 atau Undang-Undang 29 tahun 2007, mensyaratkan gebenur terpilih 50 persen lebih, 50% plus satu suara. Hasil hitungan resmi KPU DKI ya, bukan hitungan quick count lembaga survai. Jika benar-benar Pilgub Jakarta harus dua putaran, pelaksanaanya akan diselenggarakan pada tanggal 26 Februari 2025. Wah masih cukup lama ya? Sing sabar! Kita hormati keputusan resmi KPU DKI, jangan sampai ada gejolak. Jakarta tetap aman!
Berhubung saya bukan warga Jakarta,jadi mau satu atau dua putaran pun gak ada efeknya,tapi mudah -mudahan semua berjalan aman, tertib dan lancar..capek pan kalo adu saraf mulu.
BalasHapussudah mas sekali aja
BalasHapuskalau dua kali ntar pada libur lagi dong hehe