Email: djangkarubumi@yahoo.com

Pemuda Asal Sumatera Merantau ke Jakarta Adu Nasib dengan Jualan Mie Ayam Gerobak Keliling Bojo Loro


Era  sekarang mencari lapangan kerja, bisa dikatakan lumayan atau cukup sulit. Bahkan pakai kata "banget",  sulit banget, hehehe. Yang sudah kerja saja, nasibnya ketar-ketir dengan adanya informasi akan adanya gelombang pemutusan hubungan kerja besar-besaran. Bahkan sudah ada yang kena kena PHK duluan. Sepertinya dunia lagi tidak baik-baik saja ya? Entahlah! 

Mencari lowongan di Jakarta? Aduh sama saja, semakin sulit. Mungkin di Jakarta, untuk katagori perusahaan besar, bisa dihitung jari ya? Jakarta lebih ke perusahaan kantoran. Perusahaan industri? Mungkin adanya di pinggiran Jakarta, semisal di Marunda atau sekitar Cakung. Semakin ke sini, sepetinya Jakarta didominan gedung mal,pertokoan dan kulineran. Yang upahnya pastinya jauh dari Upah Minumun Regional.



Ya ya rezeki itu dimana-mana. Soal cemas dan takut, ya sewajarnya saja. Selama masih diberikan kesehatan, dan terus berusaha pastinya ada jalan keluar. Jangan putus asalah, selalu berprasangka baik dengan sang Pencipta. Aduh, saya sok banget ya, belaguk amat! Ya maaf jika saya menggurui. Paling tidak, saya memotivasi diri sendiri. Jadi ya jangan dibawa sensi.

Selama membangun jaringan alias pertemanan, selalu ada informasi lapangan pekerjaan. Jadi jangan berkutat di dalam kamar saja. Perbanyak teman, jangan gengsian selama pekerjaan itu halal dan mampu mencukupi kehidupan diri sendiri. Intinya gaji itu mampu mencukupi kebutuhan pribadi dulu. Soal kurang, digaji berapa saja tetap kurang. Jangan berangan-angan langsung gajian gede, kerja enak. Alaaah....



Aduh pembicaraan saya kok jadi ngelantur. Mungkin efek dari dua hari hujan berturut-turut, yang mengakibatkan kebanjiran. Air hujan masuk rumah setinggi betis, semalaman nguras. Tenaga jadi lemes, karena basah kuyub. Paginya badan jadi meriang, masuk angin. Sekali lagi, hidup memang harus dinikmati, dijalani dan disyukuri. Semua pasti ada hikmahnya. Eleeeeh preeet, sok memberi motivasi!

Seperti apa yang saya bilang tadi, tenaga lemes akibat bersih-bersih dari kebanjiran. Esok paginya, perut keroncongan. Lagi nongkrong depan rumah, ada gerobak mie ayam lewat. Wah kebetulan sekali, kesempatan kulineran, alias jajan. Apalagi menu mie ayam adalah menu favorit saya. Beli satu mangkok bang!

Mie Ayam Bojo Loro, itulah nama dari me ayam gerobak keliling. Bojo loro itu bahasa jawa, artinya Istri Dua. Mie Ayam Istri Dua, entahlah apa maksudnya. Apakah yang punya gerobak itu punya istri dua? Saya pun menyempatkan ngobrol sejenak.

Ternyata si penjualnya masih bujang. Dia jualan mie ayam dengan cara setoran, alias ada bosnya. Satu mangkuk, dia dapat imbalan 3ribu rupiah. Sehari mampu jual berapa? Dia dijatah 40 mangkuk selama berjualan keliling, jika abis berarti dapat imbalan 120ribu. Apakah jatah 40 mangkuk itu abangnya bisa menjual keseluruhan? "Kadang abis, kadang tidak, bahkan kadang bisa nambah jatah mangkuk lagi", kata abang penjualnya.

Mendengar jawaban dari abang penjualnya, saya pun hanya mangut-mangut. Alias memahami betapa sulitnya berjualan. Yang namanya berjualan, kadang ramai dan kadang sepi. Apakagi si abang ini belum ada setahun berjualan, masih dalam hitungan bulan. Trayek kelilingnya pun yang menentukan bosnya. Masih perlu adaptasi dan memahami area wilayah yang dilaluinya. Tapi si abang ini termasuk beruntung, karena mendapatkan jatah makan sehari dua kali dan mendapatkan gratis tempat tinggal/mes. Si abang penjualnya asal daerah mana? Asal Sumatera katanya. Dan si bosnya asal Jawa Sunda, JSN (dibaca jasun, Jawa Sunda).

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Back To Top