email: djangkarubumi@yahoo.com

Masjid Nururrohman Pondok Kopi Mengadakan Pawai Ondel-ondel Betawi Menyambut Bulan Suci Ramadan


Dapat informasi dari teman, di Masjid Nururrohman yang berada di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Kampung Bojong Rangkong Rt 001/0011, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur akan diadakan pawai arak-arakan jam tiga sore, yang akan dimeriahkan dengan kehadiran Ondel-ondel Betawi Sanggar Irma Irama. Pawai dalam rangka apa seh? Pawai arak-arakan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan.

Masjid Nururrohman sudah yang kelima kalinya ini mengadakan pawai arak-arakan keliling kampung. Wah hebat ya, hampir saban tahun rutin menyelenggarakan acara semacam ini. Sebuah tradisi yang super sekali. Mengenalkan dan melestarikan budaya, sekaligus memberikan informasi kepada masyarakat bahwa sebentar lagi akan tiba datangnya bulan puasa ramadan. Budaya Betawi ini yang tidak ketinggalan, selalu menanggap Ondel-ondel.




Saya berangkat dari rumah sekitar jam dua siang, maklum saya sendiri masih sedikit keder atau bingung dengan alamat masjid Nururrohman ini. Saya pun sempat googling dari rumah, mencoba mempelajari dan mengamati rute yang mengarah ke sana. Eh tetap saja, saya tidak begitu paham dengan rute yang ada di google map. Terlalu banyak kelokannya. Maklum ya, hape saya tidak ada kuota internetnya. Makanya sebelum mencermati peta dari rumah dulu.

Saya pun asal nekat berbekal gambar hasil tangkapan layar. Wah saya terlalu norak ya, hahaha. Eh benar saja, diperjalanan saya benar-benar bingung. Saya pun terus tancap gas, mengikuti naluri saja. Mata sekali menoleh kanan-kiri untuk membaca petunjuk jalanan. Melewati terminal Pulo Gebang dilanjut melewati Stasiun Cakung terus melewati jalan layang. Diturunan jalan layang ini, mata saya menoleh sebelah kiri, ada masjid warna hijau. Wah kayaknya ini dah.




Saya mencoba untuk menyebrangnya. Dibutuhkan waktu lama saya berhasil menyebrang. Maklum saat itu jalan raya begitu ramainya. "Hari Mingu sore kok ramai ya", batin saya. Tidak kebayang nih jika hari-hari biasa, pastinya lebih padat dan ramai. Kendaraan yang lewat, semuanya melaju kencang, menunggu sepi. Setelah berhasil, saya langsung parkir di depan gapura masjid. Saya membaca nama masid yang tertera di gapura dan di atas masjid. Saya mencocokan dengan nama hasil tangkap layar di hape. Ternyata sama.

Tapi saya masih ragu, jika akan ada pawai arak-arakan, kenapa suasananya sepi begini ya. Sama sekali tidak ada kesibukan aktivitas. Untung saat itu ada pengurus masjid, sehingga saya untuk memberanikan diri untuk bertanya, "Apakah betul, masjid ini akan mengadakan pawai arak-arakan? "Betul sekali mas, nanti jam tiga setelah salat Ashar", Jawab pengurus masjid itu. Hati saya jadi plong, berarti saya tidak salah sasaran.





Saya pun juga bertanya, "Kalau area tempat parkir motor dimana ya pak? "Silakan parkir di bawah tenda sana, aman kok", sahutnya. Tanpa pikir panjang lagi, saya langsung memakirken kendaraan roda dua saya. Selanjutnya saya duduk-duduk ditepi jalan, diluar gapura masjid. Sesekali sambil photo-photo depan masjid. Ya lumayan nanti diunggah di google map, saya kan juga aktif sebagai lokal guide, suda level 8 lo! Ah kagak nanya!

Tidak berselang lama, datang dah rombongan atau kru Ondel-ondel Betawi Sanggar Irma Irama turun dari angkot (angkutan kota). Alhamdulillah, ada teman ngobrol jadinya. Saya pun menyempatkan ngobrol ngalur-ngidul, ya obrolan basa-basi gitu dah. Biar kelihatan akrab. Walau sebenarnya saya masih belum begitu mengenal akan sanggar Ondel-ondel ini. Masih begitu asing.




Adzan Ashar telah berkumandang, dan jamaah salat Ashar pun telah usai. Saatnya memulai pawai arak-arakan. Wah wah wah, saya pun tercengang. Ternyata peserta pawai arak-arakan lumayan banyak. Sangat ramai. Tidak hanya santriwan dan santriwati, ternyata ada emak-emak juga, jamaah majelis taklim. Bikin saya kagum saja, kagum dengan kekompakannya. Plus semangatnya itu lo. Walau sempat dilanda hujan gerimis, tidak menyurutkan peserta untuk terus keliling kampung. Hebat kan!

Pawai arak-arakan menyambut bulan Ramadan ini, selain dimeriahkan ondel-ondel, ada juga Drum Band dari siswa MAN 18 Jakarta. Aduh, saya kok tidak sempat mewancarainya. Bahkan untuk minta sesi photo bersama pun saya lupa, ya maklum karena waktu yang begitu mepet. Waktu terlalu sore. Selain itu, ada apa lagi? Oh iya ada juga musik angklung. Nah, saya juga sampai lupa mewancarainya juga. Entah asal mana itu kru musik angklungnya.




Keliling pawai arak-arakan jauh kagak rutenya? Ya cukuplah, tidak begitu jauh. Peserta anak-anak juga tidak kelihatan kelelahan kok. Mereka masih nampak ceria dan penuh semangat. Masyarakat yang dilewati juga nampak ikut bahagia. Bahkan ada yang turut berjoget bersama. Memang yang menjadi daya tarik pawai ini adalah Ondel-ondel Betawi. Pokoknya seru dan sangat menyenangkan.

Kalau saya mah sudah nafas tua, jadi mudah lelah dan ngos-ngosan hahaha. Untung saja panitianya sigap, dengan membagikan minuman kemasan botol. Stamina kembali pulih. Ya maklum, saya kan lari kesana-kemari mengabadikan moment yang sekiranya menarik buat video channel youtube. Bahkan saya kelihatan super sibuk, mengalahkan sibuknya panitia hahaha.




Di gerbang gapura Masjid Nururrohman ini yang lebih seru sebagai finish dari pawai arak-arakan. Ondel-ondel menunjukan kepawaiannya, joget jejingkrakan dan muter-muter. Wow banget dah, benar-benar heboh. Saking serunya, sampai menciptakan kemacetan yang panjang. Ada satuan Satpol PP seh, sehingga lalu-lintas tetap berjalan lancar. Saya salut dengan pantia dari pawai arak-arakan ini, mereka bekerja dengan kompak sehingga jalannya acara bisa lancar dengan sempurna.

Sebelum pulang, saya pun menyempatkan untuk berbincang dengan salah satu panitia. Eh kok saya sampai lupa menanyakan namanya. Ya karena waktu yang sudah cukup sore, hampir menjelang mahgrib. Karena saya juga ingin segera bergegas pulang. Takut kemalaman, nanti bisa kesasar pulangnya. Eh betul juga, saya kok pulangnya tembus jembatan Kranji Bekasi. Wah wah wah, saya kesasar lumayan jauh nih hahaha. Eh tak apalah, yang penting saya dibantu subscribe! Ih ada maunya!

Berita Terkait

3 komentar:

  1. wah menyenangkan sekali ya mas bisa menjumpai pawai semacam ini yang saya yakin nantinya akan banyak yang merindukannya juga, semoga lestari ya :)

    BalasHapus
  2. El carnaval por todo el mundo y todos me gustan, porque son diferentes. Un abrazo

    BalasHapus
  3. Terima kasih perkongsiannya.
    Pertama kali saya mengetahui tentang sambutan sebelum Ramadan ini. Budaya yang baik pattern dikekalkan untuk terus memupuk ukhuwah.

    BalasHapus

 
Back To Top