Media sosial lagi ramai dengan ormas-ormas yang meminta uang THR kepada perusahaan. Belum lagi soal itu preman-preman yang memalak kepada pedagang pasar, dengan alasan uang THR juga. Entah mengapa, budaya semacam ini semakin marak. Ya kalau ormas atau premannya hanya satu, kalau puluhan? Apa tidak pening itu pengusaha maupun pedagang pasar? Aduh tapi hal ini kok mendapat pemakluman dari salah satu wakil mentri. Sudah menjadi budaya, tidak perlu dipersoalkan hahaha.
Tapi tak apalah ya? Kalau tidak begini kan tidak seru. Dunia ini memang tempatnya ramai. Tapi kalau bisa ditertibkanlah. Perusahaan itu sudah pening mikirin nasib karyawannya. Jika ada pihak luar yang ingin diperhatikan, pastinya nanti yang dikorbankan karyawannya. Alias jatah karyawan disunat hahaha. Kalau pengusaha pada kabur, atau enggan mendirikan pabrik di Indonesia, yang rugia juga siapa? Aduh kenapa saya mikir sampai segitu hahaha.
Eh sudah pada tahu belum apa itu uang THR? Uang Tunjangan Hari Raya. Wah betul sekali. Uang bonus saat menjelang hari raya idulfitri. Istilah uang THR itu sebenarnya lebih tepatnya untuk karyawan perusahaan. Tapi kini menjadi istilah umum. Ya begitulah, yang namanya istilah selalu mengalami pergeseran makna. Kalau bagi karyawan perusahaan, uang THR nominalnya nampak gede sekali. Umumnya satu kali gaji perbulannya. Kalau bisanya perbulan gajinya lima juta rupiah. Nanti menerimanya uang THR juga lima juta rupiah. Jadi saat memasuki lebaran, tolal yang diterimanya bisa 10 juta rupiah.
Gimana, wow bangetkan toal yang diterimanya? Hati siapa yang tidak gembira. Hari-hari yang dinanti para semua karyawan perusahaan hehehe. Saat saya dulu masih bekerja disebuah perusahaan, juga merasakan hal serupa. Sampai gemetar pegang uangnya. Ya karena saking banyaknya hahaha. Tapi itu dulu, kini mah boro-boro dapat uang THR. Sudah penjadi pengangguran abadi hahaha.
Yang namanya uang THR, harus pandai-pandai mengelola keuangan dengan bijak. Jika tidak, bisa terjebak kefoya-foyaan. Duit berhampuran tidak berbekas, alias pemborosan. Akhirnya penyeselan yang akan dirasakan. Kalau begitu, siapa yang rugi? Pastinya diri sendiri. Betul kagak nih omongan saya? Uang THR itu mirip uang panas, kalau menuruti nafsu wow banget dah. Ingin beli ini dan itu. Pengen makan ini dan itu. Rasanya semua hal ingin dibeli.
Bagimana mengelola uang THR dengan bijak? Saya ingin memberikan tips-tipsnya. Ingat yang kita kelola adalah uang THR, uang tunjangan hari raya. Bukan uang gajian rutin perbulannya. Usahakan uang bulanan jangan sampai terganggu.
- Tentukan prioritas keuangan. Untuk kebutuhan utama, semisal membayar tagihan listrik, bayar kontrakan atau cicilan perumahan. Jika ada hutang, nih yang penting. Utamakan terlebih dahulu.
- Sisihkan untuk ditabung. Ini hal biasanya lumput, enggan untuk menabung.
- Alokasikan anggaran buat kebutuhan lebaran keluarga, semisal buat beli baju baru, kue, uang buat wisata dan uang jajan keluarga.
- Alokasikan anggaran buat bayar zakat. Uang zakat ini juga termasuk penting ya. Pokoknya jangan sampai lupa berzakat.
- Uang sedekah buat sanak famili dan tetangga. Batas maksimalnya harus ditentukan, jangan sampai diluar kendali. Nanti yang ada bisa boncos. Dianggap orang pelit, masa bodoh saja hahaha.
Di atas itu hanya sekedar tips secara kasarnya saja ya. Saya tidak bisa menguraikan dengan maksimal atau secara terperinci. Karena semua itu tergantung dari individu. plus juga besaran dari uang THR yang diterima. Yang utama, pengeluaran bulanan dan hutang jangan sampai diabaikan. Soal itu bagi-bagi kebahagiaan dengan tetangga. urutan belakang. Jangan dipaksakan.
Apalagi bagi orang perantau yang mudik ke kampung halaman. Harus bisa mengelola keuangan dengan lebih bijak lagi. Uang jangan sampai dihabiskan di kampung asal. Jangan terlalu bersenang-senang sampai lupa daratan. Ocehan orang yang dikasih duit,"Kok hanya segini, setahun sekali aja pelit amat". Jangan dimasukan hati. Pokoknya jangan sampai balik di rantauan, kelimpungan mencari hutangan. Tahu sendirikan, susahnya dari nol di rantauan????
Ya betul... Zakat fitrah jangan sampai terlupa!
BalasHapus