Bulan Ramdan, apalagi bulan mendekati lebaran, dimana-mana hampir tindak kejahatan kriminal meningkat. Entah kenapa bisa begitu ya? Apa karena kebutuhan yang serba melonjak, harga-harga yang hampir tidak terkendali. Pemerintah saja, kayaknya juga kewalahan dalam menstabilkan harga. Walau sudah dilakukan operasi pasar eh, kayaknya juga tidak begitu ngefek. Harga tetaplah naik!
Mungkin akibat berlakuknya pasar bebas ya? Yang kuat dan yang punya barang, itulah pemenangnya. Ya akhirnya masyarakat kecil yang semakin terhimpit. Daya belinya menurun. Bagaimana mau beli, sedangkan duit saja tidak punya. Kalau sudah begitu? Ah bisa ditebak sendiri. Hukum rimba akan berlaku! Ah mungkin, saya terlalu berlebihan dalam berasumsi atau beropini.
Tapi memang perlu diakui ya, yang jelas tindak kejahatan memang meningkat di bulan-bulan ini. Makanya kewaspadaan dan kehati-hatian juga perlu ditingkatkan. Jangan sampai teledor dan lengah. Karena tindak kejahatan tidaklah bisa kita duga kapan datangnya. Kadang sudah berhati-hati saja masih apes. Apalagi yang sembrono. Pasti akan menjadi sasaran empuk para penjahat. Bukankah begitu?
Belum lama ini, sekitar satu harian telah terjadi penjambretan di lampu merah Cakung, Jakarta Timur. Kejadiaannya sekitar jam empat subuh pagi. Seorang wanita masih gadis, dan saya tidaklah sempat melakukan wawancara. Karena korban penjambretan nangis histeris dan gulung-gulung di aspal jalanan. Mungkin, tas yang dijambret penjahat berisi barang yang sangat berharga. Kejadiaan awalnya bagaimana kok bisa dijambret? Oh iya sampai lupa. Wanita gadis ini, baru saja pulang belanja dari Pasar Cakung. Nah saat pulang dia melewati kolong jalan tol, hampir saja tiba di depan SPBU POM Bensin. Penjambret dari arah Jakarta langsung merebut tas yang ada dipundaknya.
Kejadian yang serupa hanya jam berbeda. seorang pengendara mobil yang terlalu asek bertelephon ria dengan kaca mobil tebuka, juga menjadi perampasan penjahat. Hapenya direbut penjabret dengan begitu cepatnya. Hal-hal kejahatan seperti ini biasanya di malam hari, suasana lagi sepi-sepinya. Lampu penerangan jalan juga begitu remang-remangnya. Pokoknya masyarakat yang melewati atau sedang melintas di lampu merah Cakung, Jakarta Timur harus waspada. Jangan terlalu mencolok dalam membawa barang berharga. Tas bawaannya jangan sampai lengah. Nah yang penting nih, jangan bertelephon ria.
Todos los días los accidentes se suceden, despiste, el vehículo, la carretera, el tiempo... Un abrazo
BalasHapusSerius nangis gulung-gulung mas?
BalasHapusYa Allah kasihan sekali.. Bisa jadi ada THR utk keluarga.
Semoga segera ada tindakan tegas dari pemerintah dan aparat ya.. Jangan cuma bikin kebijakan aneh-aneh aja, tapi tolong jaga keamanan lingkungan juga