Kalau kita amati, pada dasarnya kehidupan ini saling membunuh. Hidup berdampingan dan harmonis, ah itu hanyalah sekedar keidealan yang ada di kepala. Prakteknya? Siapa yang kuat, dan sanggup bertahan, itulah pemenangnya. Siapa yang mau dan bisa beradaptasi, mereka tidak akan punah ditelan bumi. Tidak hanya itu saja, siapa yang bisa membaca kemauan pasar atau konsumen akan menjadi primadona.
Contohnya apa aja Bang? Dulu Nokia menjadi raja dunia alat komunikasi genggam. Kalau kita perhatikan, film-film besutan Hollywood hampir semuanya menggunakan handphone merek Nokia jika untuk urusan adegan telephone-telephonan. Setelah kemunculan hape merek BLackBerry, Nokia tinggal sejarah. Selanjutnya muncul android besutan Cina, BlackBerry pun kini bernasib sama. Entah bagaimana nanti selanjutnya.
Aduh saya ini mau bahas kulineran kenapa ngomongnya ngelantur. Sok jadi pengamat teknologi hahaha. Ya maklum, itu sebagai kata pembuka, atau sebagai kata basa-basi hahaha. Tapi ngomongnya jangan melenceng jauh gitulah Bang! Masak iya, mau bahas kulineran, soal handphone dibawa-bawa. Sama sekali tidak ada hubungannya. Jangan-jangan Abang lagi galau nih, pengen hape baru? Ih tahu saja nih!!!!!
Ya sudahlah, kita kembali ke topik judul saja, biar tidak terlalu berlama-lama. Nasi megono, ada yang menyebutnya nasi begono. Entah saya sendiri tidaklah mengerti mana yang benar. Tapi umumnya orang menyebutnya nasi megono. Apa itu nasi megono? Eh jangan buru-buru nanya apa. Saya jadi hilang konsenterasi hehehe. Sudah kebiasaan nih, baru ngomong sebentar, terus main potong saja. Jangan suka menyela pembicaraan. Tidak baik, kata pak Ustaz.
Awalnya saya penasaran banget dengan nasi megono. Penasaran banget dengan tampilan menunya. Eh ternyata nasi megono adalah nasi yang berteman sayur urap nangka. Iya nasi yang diatasnya dikasih sayur urap nangka. Konon katanya, nasi megono atau begono adalah makanan khas Pekalongan, Jawa Tengah. Tapi menu ini justru terkenalnya di daerah Lampung. Dan pedagang umumnya juga orang keturunan Lampung.
Saya juga begitu, saya kira nasi megono adalah menu khas orang Lampung, eh ternyata aslinya menu khas Pekalongan. Bahan megono juga sederhana, bahan dasarnya nangka muda dan parutan kelapa muda. Pelengkap bumbunya kayak pada umumnya, yaitu bawang merah, bawah putih, kemiri, ketumbar, cabai rawit dan cabai merah. Menu sederhana tapi ngangenin. Tapi apalah daya, warungnya sudah tutup, sehingga hanya tinggal cerita.
Ye lah... sesuai dengan kata-kata... "Patah tumbuh, hilang berganti"
BalasHapusMe pareció interesante. Te mando un beso.
BalasHapusKadang2 sudah datang dari kejauhan tapi kedainya sudah tutup..bikin frust gitu..
BalasHapus