Kalau hidup sering keluh-kesah, alias sambat. Cobalah jalan-jalan ke rumah sakit. Eh yang benar itu rumah sakit atau rumah sehat seh? Aduh Bang, gitu kok dipermasalahkan. Soal kata atau soal bahasa, itu sebenarnya sesuai dengan kesepakatan bersama. Sesuai suara mayoritas. Terserah Abang mau memberi nama atau menyebut apa. Tidak menjadi persoalan dan tidak menjadi permasalahan. Paling yang ada, nanti Abang akan dianggap orang aneh hahaha.
Itu Bang, maksudnya jalan-jalan di rumah sehat eh di rumah sakit itu gimana? Oh itu, makanya kalau ada yang lagi ngomong, jangan suka menyela. Bikin orang lupa. Sebenarnya mendengarkan orang berbicara itu mudah, cukup diam. Tapi prakteknya kan sulit, yang ada inginnya bantah dan memotong pembicaraan orang. Telinga mudah gatel jika giliran mendengaran orang ngomong. Mulut langsung tancap gas, hahaha.
Nah jika kita jalan-jalan ke rumah sakit. Rasa syukur kita akan bertambah. Eh bukan berarti kita suka melihat atau menyaksikan penderitaan orang lain ya. Bukan itu maksud dan tujuannya. Kita tetap prihatin dan turun berduka-cita dengan musibah yang dialami sesama. Kita tetap mendoakan, orang yang lagi kena sakit, lekas sembuh dan tetap tabah. Tetap punya semangat dan tetap punya harapan.
Aduh ngomong saya sok gimana gitu ya. Sok menasehati dan menggurui. Eh giliran kena musibah atau kena sakit belum tentu punya semangat hahaha. Memang betul nasehat guru saya, paling mudah itu ngomong. Alias berbicara. Tapi tidak apalah ya, kalau tidak begitu kan kurang seru. Sesekali berlagak sok paling kuat. Atau sok paling bijak, hehehe
Abangku ini, kalau berbicara suka diselingi tertawa. Terus gimana kelanjutan tentang rumah sakit itu. Oh iya, jadi ngelantur. Sudah sepanjang ini, kok belum sama sekali menyentuh akar inti dari permasalahan yang dibahas. Ok lah kalau begitu. Saya mau bercerita tentang taman yang berada di sebuah Rumah Sakit Islam Sukapura, Jakarta Utara. Rumah sakit yang mungkin tergolong rumah sakit paling awal atau paling tua yang berada di wilayah kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.
Rumah Sakit Islam Sukapura Jakarta Utara berdiri pada 14 Mei 1992, yang diresmikan oleh menteri agama era itu yaitu Bapak Munawir Sadjali. Sekali lagi, rumah sakit ini memang rumah sakit satu-satunya yang berada di kelurahan Sukapura saat itu. Tapi kini berdiri rumah sakit baru, semisal Rumah Sakit Pekerja yang berada di area Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung.
Karena Rumah Sakit Islam Sukapura ini yang pertama berada di wilayah Sukapura, maka tidak heran, rumah sakit ini sering menjadi rujukan pertama bagi masyarakat Sukapura. Dan saya sering kemari, walau hanya sekedar menjengkuk teman atau tetangga yang sedang dirawat di rumah sakit ini. Yang menjadi perhatian saya saat ini adalah, dulu rumah sakit ini ada tamannya. Taman itu bernama Taman RSIJ SKG. Dan saya sempat nongkrong di taman ini dan tahun 2023 sempat mengabdikannya. Tapi sayang, malam hari saya memotretnya, sehingga kurang apik hasilnya.
Awalnya saya bingung dengan nama taman yang berada di Rumah Sakit Sukapura ini. Taman RSIJ SKG. Otak saya sempat berpikir, SKG itu kepanjangan apa ya? Apa salah nama? Jika nama singkat dari Sukapura seharusnya SKP atau SKR. Saat itu otak saya bisa belum menebaknya. Ah paling salah huruf, kesimpulan saya saat itu.
Eh dan saya baru tahu. Ternyata SKG itu nama singkat dari Sukapura Kelapa Gading hahaha. Otak saya terlambat menebaknya. Oh mungkin Rumah Sakit Islam Jakarta ini, ingin menjangkau masyarakat lebih luas, yaitu masyarakat Kelapa Gading tidak hanya masyarakat Sukapura saja. Eh tapi sayang, taman RSIJ SKG kini sudah tidak ada. Berubah kembali menjadi area parkir. Taman yang hanya tinggal kenangan. Apakah nanti pihak Rumah Sakit Islan Sukapura Kelapa Gading akan membuat taman kembali? Ya kita tunggu saja!
Bonitas fotografías, un lugar agradable. Abrazo
BalasHapusKirain tadinya "J" = Jiwa, ternyata Jakarta
BalasHapusia tak kira gitu juga tadi
HapusMungkin lahan parkir lebih perlu mas daripada dipalak mang parkir kalo parkir diluar
BalasHapusDulu pun saya selalu dengar 'rumah sakit' di tempat kami, tetapi lama-kelamaan istiah itu hilang digantikan dengan hospital. Saya tertarik dengan perkataan 'rumah duka' di Indonesia. Mendalam maksudnya.
BalasHapus